Pala batu🗿
|keluar
|kita perlu bicara
ReadMembaca pesan dari renjun membuat yuri menghela nafas berat. Ia tau apa yang akan dibicarakan renjun.
Yang pasti tak jauh dari pembahasan lia.
Terpaksa yuri beranjak dari kamarnya menuju ruang tv.
Disana sudah ada renjun yang duduk sendiri di sofa. Orang tuanya sudah pulang dari setengah jam yang lalu.
Renjun menatap malas yuri yang baru saja duduk didepannya.
"Mau ngomong apa?" -tanya yuri.
"Siang tadi lo kemana?" -Renjun tanya balik.
"..."
"Jawab yuri, lo punya mulut, kan? Siang tadi lo kemana hah? Lo liat gak tadi gue dimarahin orang tua gue gara gara lo yang ilang di telan bumi? Jadi sekarang jawab pertanyaan gue, lo kemana?" -tanya renjun dingin.
"..."
Yuri tetap tak membuka mulut, ia hanya diam menatap renjun.
"Masih gak mau jawab? Lo-"
"Percuma, gue jawab juga lo gak bakal percaya," -ucap yuri memotong ucapan renjun.
"Se-"
"Lo percaya kalo siang tadi ayahnya lia nyekik gue, nampar gue, mukulin gue, lo percaya?" -tanya yuri cepat.
"Gak."
"See... lo gak bakal percaya mau gue jelasin sampai berbusa juga. Udahlah gak guna gue bicara sama lo," -Yuri beranjak dari duduknya, lalu melangkah menuju kamarnya.
Renjun dengan cepat menahan yuri pergi. Ia berdiri menjulang didepan yuri, menatapnya dengan tajam dan menusuk.
"Setidaknya lo jawab pertanyaan gue yang tadi yuri!" -kesal renjun.
"Oke gue jawab! Gue dibawa ke apart winter siang tadi, puas lo?!"
"Gak mungkin winter ngajak lo ke apartnya, kemarin aja dia nampar lo di rumah sakit, mana mungkin dia mau bantu lo,"-Renjun mendengus.
Yuri mengepalkan tangannya kuat.
"Mending sekarang lo minggir," -ucap yuri datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH ME✔️
Fiksi PenggemarHanya sebuah kisah tentang hidup yuri yang terpaksa harus tinggal bersama dengan renjun sosok yang dingin dan keras kepala. [COMPLATE] ©kartfunicorns,2021