Malamnya renjun sibuk melamun di atas ranjangnya. Dia baru saja mendapat panggilan telfon dari luar negeri.
Kakak yuri menelfon dari australia memberitahu kalo ayahnya sedang dalam keadaan kritis sekarang. Ia meminta doanya pada renjun dan yuri agar ayah cepat melewati masa kritisnya.
Dan sekarang renjun tengah bingung bagaimana cara memberitahu yuri tentang keadaan ayahnya. Karna yuri sekarang sedang dalam suasana ceria setelah di beritahu kalau mereka akan pergi ke rumah orang tua renjun, dan berencana menginap di sana karna sabtu dan minggu sekolah libur.
Renjun tidak mau membuat suasana hati yuri kacau. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak memberitahu keadaan sang ayah.
Tok tok tok
"Renjun ayok!! Keburu malem nanti!" -intrupsi yuri dari luar kamar.
"Iyaaa."
Renjun berjalan ke arah pintu kamar sembari menenteng tas yang berisi beberapa keperluannya.
Cklek
"Ayok ah lama lu," -yuri tak sabar.
"Gak sabaran banget sih, emang mau ngapain di sana?" -tanya renjun jalan beriringan dengan yuri menuju pintu depan.
"Ga ngapa ngapain, lagi kangen papah sama mamah aja"
Ucapan yuri sukses membuat renjun kembali mengingat keadaan ayah yuri.
Fyi, yuri sudah dekat sekali dengan kedua orang tua renjun. Berbeda seperti kemarin kemarin yang masih canggung jika bertemu.
"Oh."
"Kampret oh doang," -kesal yuri memukul bahu renjun menggunakan tasnya.
"Diem jan mukul, kebiasaan lu " -ucap renjun menatap dingin yuri.
"Gemes banget ih mukanya dingin dingin gituuu " -ucap yuri mencubit pinggang renjun.
'Udah plis udah...' -batin renjun
"Kunci pintu."
"Okiii."
KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH ME✔️
FanfictionHanya sebuah kisah tentang hidup yuri yang terpaksa harus tinggal bersama dengan renjun sosok yang dingin dan keras kepala. [COMPLATE] ©kartfunicorns,2021