13. Last Romeo

1K 122 22
                                    

21Nov2021;Sunday
Please give me ur vote!

.

.

.

.

.

______________________________

Suara gemericik, di sertai kepulan asap tebal memenuhi secangkir moccalatte yang tengah di sajikan Jaehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara gemericik, di sertai kepulan asap tebal memenuhi secangkir moccalatte yang tengah di sajikan Jaehyun. Dua lubang cacat itu mendadak terbentuk, sedetik sebelum bibir itu menyentuh pinggiran cangkir bersuhu hangat di tangannya. Satu seduhan. Kemudian ia meletakkan kembali cangkir itu di atas meja.

"Apa kau ingat kisah Romeo?"

Suara penyiar di saluran radio favoritnya, mengudara jelas menyentuh indera pendengaran. Menemani paginya yang terbilang sangat berkesan hari ini.

"Bahkan sebelum ia berakhir meneguk racun yang membunuhnya, ia tetap memperjuangkan Juliette dengan segala sesuatu yang ia bisa. Dikiranya, Juliette benar meninggal karena bunuh diri, hingga dengan polosnya lelaki itu menenggak racun yang sama, yang di duga sudah di minum Juliette sebelum hari kematiannya. Bukankah dia melakukan itu, juga karena ingin menemui Juliette di kehidupan lainnya?"

Tema wacana hari ini sungguh sesuatu yang mirip dengan kisahnya sekarang. Mencintai seseorang yang terlarang.

Huh!

Menyedihkan memang kalau terus menerus di pikirkan.

Mengesampingkan hal rumit itu, pikirannya kini di awang-awang. Memilih membayangkan kembali sesuatu yang ia lakukan kemarin malam.

Ah ya ampun!

Mendadak wajah itu memerah, merasa malu dengan pikirannya sendiri. Sampai akhirnya bunyi knop pintu yang terbuka mengalihkan perhatiannya.

"Selamat pagi?"

Wanita mungil dengan rambut awut-awutan baru saja muncul dari balik kamarnya. "Jae, ini jam berapa?"

Suara itu terdengar parau bercampur sumbang. Yah! Serak khas bangun tidur.

Alih-alih menjawab, pemuda itu malah tersenyum. Menatap Lisa dari ujung kaki sampai ujung kepala. Kaos casual miliknya terlihat menenggelamkan tubuh ramping itu.

"Jae?" Panggilnya lagi, kini ia sudah berada di hadapan Jaehyun. Duduk dengan tubuh yang masih jelas sangat mengantuk. Melunglaikan kepalanya di atas meja. Dengan mata sembab yang kembali terpejam.

Melihat itu, Jaehyun mendadak ikut melemah di atas meja, dengan wajah yang masih tersenyum lebar.

"Ini masih jam delapan pagi, sayang."

NOT TO BE ALONE  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang