Part 8 [Pamit.]

1.6K 173 9
                                    

WARNING!!
TANDAI TYPO DI SETIAP KATA🌋🌋

Btw ada yg nungguin gk ni?
Komen next di👉👉👉👉👉👉👉

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

Tiga bulan telah berlalu, Alin sudah terbiasa dengan hantu itu. Bahkan mereka sudah akrab, sangat akrab malah. 


Alin sering sekali curhat dengan hantu itu, dan responnya pun tidak mengecewakan, hantu itu selalu menasehati Alin saat dirinya yang salah dan memberi motivasi saat dirinya sedang tak tau arah. 


Namun Alin masih belum menerima jika hantu itu adalah suaminya, bahkan Alin tidak akan mau menerimanya. Kalian masih mau tanya mengapa? Jelas saja Alin tidak mau mempunyai suami beda alam. Jika kalian berada diposisi Alin, memangnya kalian mau mempunyai suami yang tak sealam seperti Alin? Pasti tidak, 'kan?


Hantu itu juga sudah mulai terbuka pada Alin. Bahkan dia mengatakan jika dirinya berumur Lima tahun lebih tua dari Alin, berarti umur hantu itu mungkin 24 tahun.


Namun saat Alin menanyakan siapa namanya, hantu itu tidak pernah mah menjawab. Dan ... hantu itu masih tak mau menunjukkan wujudnya kepada Alin. 


Alin tidak mempermasalahkan hal itu, karena Alin juga tak terlalu kepo dengan wujud hantu itu. Tapi saat Alin bertanya bagaimana wujudnya, hantu itu pasti akan menjawab "Intinya aku itu tampan."


Alin hanya meng-iyakan perkataan hantu itu. Namun, meskipun mereka sudah akrab. Sifat jahil hantu itu tetap saja tak bisa hilang, kadang Alin bisa dibuat kesal sekesal kesalnya tapi akhirnya dia memaafkan hantu itu. 


"Alin, bangun!"


"Hey, Alin. Bangun!"


Alin menghiraukan perintah hantu itu, karena dirinya masih sangat mengantuk. Bahkan sekarang Alin meletakkan kepalanya di bawah bantal, guna menutupi telinganya supaya tidak mendengarkan ocehan hantu itu. 


"Dasar Kebo, kamu."


Alin masih saja tak menggubris hantu itu, meskipun hantu itu menghinanya. Alin ingin balas protes, sebenarnya. Namun rasa kantuknya mengalahkan rasa kesalnya. 


"Saya ingin membicarakan sesuatu denganmu ...." Nada suaranya terdengar sangat berat, seperti ada sebuah beban, "kumohon bangunlah sebentar."


Jika didengar nada bicara hantu itu sepertinya tampak serius, hingga membuat Alin tak tega. Alhasil dengan ogah-ogahan Alin mendudukkan dirinya di atas kasur, dengan mata yang masih sulit untuk dibuka. Nyawanya belum terkumpul sepenuhnya. 

Dicintai Hantu TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang