part 16 [Tom and Jery]

551 63 6
                                    

Langsung cus baca aja ya!

***

Setelah puas melepas rindu dengan sang Bunda, kini waktunya mandi karena hari pun sudah sore. Lagian ... Daniel juga sangat merindukan kamarnya apalagi sebuah boneka pororo miliknya. Jangan anggap Daniel itu bukan cowok sejati hanya karena memiliki satu buah boneka. Boneka pororo itu sangat berarti untuk Daniel, karena itu adalah pemberian mendiang Neneknya saat dirinya masih berumur Tujuh tahun. Daniel sangat menyayangi boneka itu, karena itu peninggalan satu-satunya  dari neneknya yang diberukan untuknya sebelum neneknya tiada.

Namun saat Daniel membuka pintu kamar, dilihatnya kamarnya mirip sekali dengan kapal pecah. Selimut di lantai, bungkus camilan tersebar di mana-mana, bahkan spreinya pun sudah sangat kotor karena terkena banyak noda yang pastinya itu tumpahan dari air sirup.

"AIRA, KAMAR ABANG KAMU APAIN?" Teriakan Daniel tersebut berhasil membuat orang yang diteriaki sedikit terkejut. Namun respon orang yang diteriaki malah menyebalkan.

"APA, BANG? AIRA GAK DENGER."

Daniel menarik nafas panjang lalu menghembuskannya lewat mulut secara perlahan. Mencoba untuk sabar dan tabah memiliki seorang adik semacam Aira.

Ini memang kebiasaan Aira. Saat dirinya tak berada di rumah, maka Aira akan menempati kamarnya lalu mengotorinya dan membiarkan kamar Aira sendiri agar tetap bersih dan rapi. Menyebalkan sekali bukan?

Dan akhirnya mau tidak mau Daniel sendirilah yang harus membersihkan kamarnya yang sudah tak berbentuk itu. Karena jika ia meminta Aira untuk bertanggung jawab, maka Aira akan membuat seribu alasan dan pada akhirnya dia sendirilah yang nembersihkan kamarnya agar kembali rapi.

Niatnya tadi ingin mandi, tapi malah terhalang karena harus membersihkan kamarnya yang kotor akibat perbuatan Aira. Tubuh Daniel kini sudah basah karena keringat, bahkan bajunya pun basah seperti orang yang bari saja kehujanan. Kamarnya benar-benar kotor. Namun akhirnya setelah kurang lebih 1 Jam setengah ia membersihkan kamarnya, akhirnya selesai juga. Melelahkan sekali.

Daniel langsung mengambil kaos hitam polos dengan sebuah boxer selutut dan juga dalamannya. Ia pun langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang sangat bau akibat mandi keringat.

Setelah menyelesaikan ritual membersihkan dirinya, Daniel keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah karena tadi dirinya keramas. Saat Daniel sedang berjalan keluar kamar mandi, dirinya sudah melihat keberadaan Aira yang sedang berbaring di atas kasurnya dan sibuk dengan benda tipis persegi panjang itu.

"Ngapain kamu di sini?" Daniel bertanya seraya mengeringkan rambutnya yang basah dengan sebuah handuk.

Aira mengangkat handphonenya, "minta hospot, kuota Aira abis."

"Kenapa gak beli sendiri, kenapa harus minta hospot ke Abang?"

Aira berdecak kesal, "Aira lagi males jalan, Bang. Lagian Abang ini pelit amat sih sama Adik sendiri? Jangan pelit-pelit gitu dong, ntar kuburannya sempit baru tahu rasa."

Daniel kembali menarik napas panjang, menghembuskannya lewat mulut secara perlahan dengan mengusap dadanya sabar. Memang harus ekstra sabar jika mempunyai adik seperti Aira. Kadang Daniel merasa kasihan siapa yang nantinya akan bersanding dengan adiknya itu. Daniel yang jadi abangnya saja setiap bertemu sudah dibuat naik darah, apalagi suaminya nanti yang setiap hari bertemu? Mungkin Daniel hanya bisa memberi semangat dan menabahkan suami Aira nantinya.

Akhirnya Daniel dapat bersantai juga. Daniel mengambil handphonenya yang berada di atas nakas lalu ikut berbaring di sebelah Aira. Namun saat dirinya baru saja menyalakan handphonenya, sebuah pesan dari operator yang memberitahukan bahwa kuotanya sudah habis.

"Bang, kok lemot amat sih jaringannya? Dari tadi muter-muter doang."

"Kuotanya habis. Kamu buat apa sih, Dek? Padahal kemarin baru Abang isi."

Aira memperlihatkan sebuah video Youtube yang sedari tadi hanya loading kepada Daniel, "lagi bantu streaming mvnya Kekeyi yang 'KEKE BUKAN BONEKA', Bang. Biar tetep jadi trending satu di Youtube."

Daniel tersenyum pasrah lalu mengusap dadanya sabar. Aira benar-benar menyebalkan, Daniel kira Aira sedang menonton video yang bermanfaat di Youtube, tapi ternyata kuotanya terbuang sia-sia karena Aira yang sedang bantu streaming mv tersebut yang tidak ada gunanya sama sekali. Ingin menendang tapi pasti dirinya yang patah tulang, karena Aira sendiri mempunyai ilmu bela diri yang tidak main-main.

"Yasudah sana beliin Abang kuota. Jangan menolak! Karena ini juga salah kamu, kamu juga yang harus ganti rugi."

"Ogah! Mending Aira nonton drakor di kamar."

Aira hampir saja beranjak pergi, namun Daniel langsung berteriak, "BUNDA, DANIEL PERNAH MERGOK AIRA SAMA TEMEN-TEMENNYA NONTON FI--"

Aira yang tadinya berada di ambang pintu kamar Daniel, langsung berlari menghampiri Daniel lalu menutup mulut Daniel dengan kedua telapak tangannya rapat-rapat agar Daniel tidak bisa meneruskan ucapannya.

"Abang mau patah tulang?!"

Daniel melepas bekapan Aira, "kamu sendiri mau laptop sama handphonemu disita sama Bunda?"

Aira menggelengkan kepalanya, "ya nggaklah. Ntar Aira gak bisa nonton drakor lagi dong, terus gak bisa main sosmed lagi kalo handphone sama laptop Aira disita."

"Makanya beliin Abang kuota sekarang."

Aira menatap sebuah jam yang menempel di dinding kamar Daniel, dan menunjukkan pukul 18.15WIB.

"Tapi ini udah malem, Bang. Gak baik tau kalo cewek kayak Aira gini keluar pas malem-malem sendirian. Ntar kalo Aira diculik, ntar Abang nangis-nangis karena kehilangan seorang Adik macam Aira."

"Kamu diculik? Ah, Abang bakalan berterimakasih sama penculiknya. Malah Abang bakal kasih bayaran sama itu penculik karena udah mau nyulik Adik kayak kamu."

Wajah Aira bersungut sebal, "Abang kok gitu sih?"

"Ya karena Abang gak bakal percaya kalo kamu diculik. Karena itu penculik pasti udah bonyok duluan sebelum berhasil ngeculik kamu."

"Tapi 'kan, Bang ...."

Daniel langsung memberikan Dua lembar uang ratusan ribu, "banyak alasan kamu, Ra. Nih duitnya, buruan beliin! Sebelum Abang aduin ke Bunda."

"Mau aduin apa ke Bunda?"

Suara itu berhasil membuat seorang adik dan kakak itu memandang ke arah pintu secara bersamaan. Dilihatnya seorang wanita yang telah melahirkan mereka berdua berdiri di ambang pintu dengan sebuah remot televisi di tangannya.

Note: Gimana part ini?

Thankyou buat kalian yang masih jadi pembaca setia dicerita aku:)

Dicintai Hantu TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang