part 21 [Jangab panggil aku anak kecil, Paman!]

263 13 0
                                    

***

Sore ini Alin ada janji untuk keluar dengan Aira. Kemarin malam Aira mengabari jika hari ini dirinya tidak disibukkan dengan jadwal bimbel atau les les bela dirinya. Jadi, sore ini mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama.

Alin sedang berada di samping jalan, sembari menunggu taksi online yang ia pesan datang. Dan tak perlu menunggu lama, taksi Alin sudah berhenti tepat di depannya. Saat Alin ingin membuka pintu mobil belakang, terdengar suara dari sopir taksi.

"Duduknya di depan saja, Mbak."

Kening Alin mengerut, dia menoleh ke arah jendela mobil yang perlahan menurun tersebut. Ah, betapa terkejutnya dia menemukan sopir setampan calon Papanya itu.

"Ho!" Mulut Alin membola, "Papa?"

Pria itu langsung keluar dari taksi tersebut. Saat pria tersebut keluar, Alin merasa bagaikan kurcaci karena tubuh pria itu menjulang tinggi. Hingga Alin diharuskan mendongak untuk melihat wajahnya.

Pria itu berkacak pinggang, lalu berdecak. "Saya bukan Papamu, hey!"

Bibir Alin mengercut  sebal, ketika Daniel tidak mau menerima panggilan sayang yang ia berikan itu, "tapi 'kan, Alin pengen Pak Daniel jadi Papaku. "

"Kamu mau Papamu dimadu?"

Alin menggeleng.

"Kamu mau saya menikahi Mamamu?"

Alin menggeleng kuat, "jangan berani mengganggu rumah tangga kedua orang tuaku!"

"Karena itu ... lebih baik saya menjadi menantu Papa Mamamu, menikahimu dan menjadi Papa dari anak-anakmu."

Alin terdiam, mulutnya kaku tak dapat menjawab ucapan Daniel barusan. Ah, mengapa pipinya jadi panas?

Daniel tersenyum penuh kemenangan, berhasil membuat Alin terdiam sekaligus membuat pipinya memerah. "Pipimu jadi merah, aku suka."

Alin langsung menutupi wajahnya malu.

Daniel mengambil salah satu tangan Alin, "ayo!"

Alin langsung menghentikan langkahnya, mencoba melepaskan genggaman tangan Daniel, dan hal itu membuat Daniel menoleh ke dirinya memberikan tatapan bingung. "Emm, Alin udah ada janji mau main sama Aira."

"Saya tahu."

Alin membalas tatapan Daniel, menaikkan satu alisnya, "lalu?"

"Saya mau mengantarmu, sekalian ikut menemani kalian main."

Mata Alin sedikit membola, lalu salah satu telunjuknya menunjuk ke belakang, padahal tidak ada apa-apa. "Ta--tapi Aira bilang ...."

Daniel mengetahui apa kelanjutan kalimat Alin, karena itu ia segera menjawab sebelum Alin menyelesaikan ucapannya.  "Saya udah bicara kemarin sama Aira, dan saya juga dibolehin ikut kalian main."

Alin masih terdiam, berusaha mencerna ucapan Daniel. Bukankah kemarin Aira bilang hanya kita berdua saja, dan Aira juga melarang tidak boleh  membawa siapapun. Lalu ... bagaimana Daniel bisa ikut?

"Jangan terlalu banyak berpikir, cepat masuk atau kamu mau membuat Aira terlalu lama menunggu?"

Alin tersadar, benar juga apa yang dikatakan Daniel. "Ah, iya."

Akhirnya mereka masuk ke dalam mobil taksi itu, dan sama-sama duduk di depan.

Saat ditengah perjalanan Alin tersadar jika ini adalah mobil taksi, bukan mobil Daniel biasanya. Kemana mobil Daniel pergi? Dan dari mana Daniel mendapatkan mobil taksi ini? Ah, apakah selama ini kerja sampingan Pak Daniel adalah sopir taksi online? Hei! Alin. Kau gila? Pak Daniel itu orang kaya, kenapa juga ia menjadi sopir taksi online?

Dicintai Hantu TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang