part 19 [Gara-gara janur kuning]

466 41 2
                                    

Haiii author minta tolong dongg
Bisa follow ig author gk?

Cussss baca yukkkkk

***

Pagi itu terlihat sebuah motor sport berwarna merah tengah berhenti di halaman rumah Alin. Siapa lagi jika bukan Bara. Namun saat dirinya ingin turun, terdapat sebuah mobil berwarna silver berhenti tepat di samping motor Bara.

Bara berdecak kesal saat melihat pria berkemeja rapi yang turun dari mobil tersebut, siapa lagi jika bukan saingannya Daniel. "Lo lagi, lo lagi. Gedeg gue liat wajah lo tiap hari."

Menutup pintu, berdiri tegak dengan angkuhnya.

"Tidak ingin melihat wajah saya? Jauhi Alin."

"Gak akan."

Daniel mengidikkan bahunya acuh, lalu berjalan menuju pintu masuk rumah Alin meninggalkan Bara yang masih berada di atas motor sportnya.

Bara yang melihat Daniel berjalan lebih dulu menuju pintu rumah Alin langsung turun dari motor untuk menyusul Daniel.

Mereka berdua sekarang sudah berada di depan pintu rumah Alin. Saat Daniel akan menekan bel, tiba-tiba saja handphonenya berdering.

Daniel sedikit berdecak kesal saat melihat nama yang tertera di layar handphonenya itu. Ini pasti soal pekerjaan. Ini hari Minggu, kenapa masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan? Tidak bisakah dirinya libur sehari saja ingin menghabiskan waktu bersama Alin. Huh! Menyebalkan.

Mau tidak mau Daniel menggeser tombol hijau tersebut, lalu menempelkan benda pipih persegi panjang itu ke telinganya.

Daniel sangat risih, karena sejak dirinya menerima telfon itu, Bara malah ikut mendekatkan telinganya ke handphone yang kini sedang menempel di telinganya. Menguping pembicaraan, sangat tidak sopan.

Mau tidak mau, dengan sekuat tenaga Daniel menjauhkan kepala Bara dengan tangannya. Namun saat Daniel berhasil menjauhkan kepala Bara, maka Bara akan kembali mendekatkan telinganya ke handphone yang ia pegang.

"Hm ... baiklah, sebentar lagi saya ke sana." Setelah panggilan itu terputus ia memasukkan handphone tersebut ke saku celananya.

Daniel berbalik menatap Bara dengan tajam.

"Ng--ngapa lo natap gue kayak gitu? Ngajak gelud?"

Pletak!

Daniel mengetuk kepala Bara lumayan keras. "Dasar bocah tengil menyebalkan!"

Setelah itu Daniel melangkah pergi menuju mobilnya dan meninggalkan Bara di depan pintu itu.

Bara meringis kesatikan sembari memegang kepalanya yang tadi kena pukul. "Woy sakit, njer! Lo kira ini pintu? Asal ketuk aja, ini pala orang woi! Kalo gagar otak lo mau tanggung jawab?!"

Teriakan Bara tak digubris oleh Daniel, karena dirinya sudah berada di dalam mobil bahkan mobil itu sudah beranjak pergi meninggalkan pelataran rumah Alin.

Bara yang melihat respon Daniel langsung mengumpat. "Gak ada akhlak!"

Setelah itu Bara langsung membuka pintu rumah Alin yang tidak terkunci, dan langsung masuk tanpa permisi. Bukannya tidak sopan, tapi ini memang sudah kebiasaan, Alin sendiri juga tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Pemandangan pertama yang Bara lihat ketika memasuki rumah Alin ialah, seorang Alin yang berada di ruang tamu yang sedang asik bermain bersama Loly dan Lola kedua kucing kembar peliharaan Alin.

Loly dan Lola bukanlah kucing mahal,  mereka adalah anak kucing yang terbuang di taman, jadi tanpa berpikir panjang Alin mengasuh kedua anak kucing itu. Alin memiliki sifat tidak tegaan, apalagi kepada makhluk kecil yang imut dan lucu.

Dicintai Hantu TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang