part 20 [jadi papaku, yuk ]

856 64 7
                                    

                           Mungkin kita tak sedekat nadi 
                         Maka kenal aku lebih dalam lagi.

Cieee di buka sama quotes author🥺
Maap ya bikin kalian nunggu lama author hanya mau kasih tau bahwa tinggal 1 part lagi yang tersisa. Mungkin banyak yang tanya

Loh kalau naskahnya ilang kenapa gak buat lagi?
Kenapa gak mulai dari awal lagi?
Jawabannya adalah karena buat lajutin part yang dimana suasana hati author tidak baik-baik saja apa mungkin part tersebut bisa kalian terima nantinya?

Jadi cukup mengerti oke😌

Vote!!
Komen!!!!

                          TYPO BERTEBARAN🔥🔥

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Alin masih sedia terkejut atas tingkah laku Bara barusan. "Bara apa-apaan sih? Orang Alin mau bikin ketupat, kenapa jadi kekawin?"

Alin pun lebih memilih untuk meneruskan pekerjaannya tadi. Soal Bara, nanti saat ia bertemu lagi Alin bisa menjelaskannya.

Tak lama bel rumah Alin terdengar. Alin pikir itu adalah Bara yang kembali lagi. "Ishh Bara kenapa mencet bel segala? Biasanya juga langsung nyelonong masuk kayak Ayam." Akhirnya Alin berteriak menyuruh orang itu masuk, karena malas untuk berjalan ke arah pintu. "MASUK AJA! PINTUNYA GAK DIKUNCI."

Orang itu pun langsung masuk setelah mendengar teriakan sang pemilik rumah. Bahkan orang itu menghampiri di mana keberadaan Alin, yaitu dapur.

"Lagi apa?"

Alin sedikit tersentak mendengar suara itu. Itu bukan suara Bara, nada bicaranya saja sangat berbeda. Itu seperti suara ...?

"P--pak Daniel? Kok bisa ada di sini?"

"Hm, tadi kamu sendiri yang sudah bolehin saya masuk."

Alin sedikit menunduk, menggaruk kepalanya yang tak gatal, Alin berucap lirih, "aku kira tadi Bara."

Mata Daniel beralih menatap sebuah janur kuning yang tergeletak di atas lantai. Ia mengambil janur kuning tersebut. "Kenapa janur ini bisa ada di lantai?"

"Oh, itu tadi Bara yang lempar."

"Kenapa dilempar?"

"Emm, tadi itu Bara marah-marah karena janur kuning ini. Dia kira Alin mau kawin, padahal Alin pengen bikin ketupat sekalian belajar. Belum sempet Alin ngejelasin dia udah keburu pergi karena emosi."

Daniel mengangguk paham, "oh, begitu ya." Ia kembali melihat-lihat benda yang ada di tangannya itu. "Em ... bagaimana kalau kita buat ketupat sekarang?"

"Bi Mina lagi ke pasar, Pak. Siapa yang ngajarin? Alin aja lagi mau belajar."

"Saya bisa."

Mata Alin sedikit mebola, ia tidak menyangka. Selain tampan pria di depannya ini juga pandai berurusan dengan dapur. Ah ... Dia jadi malu.

"Beneran?"

Wajah Daniel berubah menjadi tidak meyakinkan. "Aku tidak terlalu yakin, karena aku sudah lama tidak membuatnya." Lalu seyuman hangat terbentuk di bibirnya, "tapi ... mari kita coba."

Kedua mata Alin berbinar, "ayo-ayo!"

Astaga Alin hampir saja lupa. "Alin mau kasih susu ini dulu ke Loly dan Lola."

Raut wajah Daniel berubah menjadi bingung, "Loly dan Lola?"

"Anak kucing yang terbuang di taman lalu kurawat dari sebulan lalu."

Dicintai Hantu TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang