part 14 [Berkibarnya Bendera Perang]

732 77 5
                                    

Haloo
Ada yang kangen gk ni?
Jangan lupa tinggalkan jejak!!!

********

Suasana ruang UKS itu menjadi hening saat Aira benar-benar pergi dari tempat tersebut. Rasa canggung menguasai tubuh Alin, entahlah dia jadi sangat canggung kepada Daniel setelah kejadian sebelum dirinya pingsan tadi. 


Mereka berdua hanya diam, ingin membuka percakapan tapi sekarang mulut mereka dua terasa kelu. Hingga akhirnya Daniel memberanikan diri untuk membuka percakapan di antara mereka berdua.


"Emm, soal yang tadi ... Saya minta maaf."


Alin hanya mengangguk kaku tanpa mengeluarkan sepatah kata sekalipun. 


Setelah itu ruangan itu kembali hening, Daniel semakin dibuat canggung saat Alin hanya merespon permintaan maafnya seperti itu tadi. 


Namun, keheningan itu tak berlangsung lama ketika seorang pria bertubuh bongsor itu masuk ke dalam ruangan dengan tiba-tiba dan langsung memborong semua pertanyaan yang ditujukan untuk Alin. Siapa lagi kalau bukan Bara. 


"Woy! Alin. Lo kok bisa di UKS? Lo pingsan? Kok bisa?" Bara langsung menempelkan telapak tangannya di dahi Alin mengecek apakah dahi Alin panas atau tidak. "Lo sakit? Tapi kok dahi lo gak panas. Lo pusing? Mual-mu--"


Alin langsung membekap mulut Bara dengan telapak tangannya, tak tahan karena Bara terus bertanya tanpa memberikan jeda untuk menjawab. 


"Alin gak papa. Lagian Bara ini apaan sih? Alin cuma pingsan, Bara ... bukan sakit berat. Terus Bara tau dari mana kalo Alin ada di sini?"


Bara langsung memutar bola matanya malas ketika mendapat pertanyaan itu dari Alin, namun mau tidak mau dirinya juga harus menjelaskan. "Dari bocil yang tadi ada di pintu kampus."


"Bocil?"


"Anak cewek pake seragam SMA."


Aira mencoba berpikir, dan dirinya yakin pasti itu Aira, karena hanya Airalah yang tadi kemari masih dengan seragam SMAnya. 


"Aira?"


"Kagak tau gue namanya, tapi yang jelas itu bocil ngeselin banget, njir."


Alin mengernyit bingung. Memang apa yang dilakukan Aira kepada sohibnya ini? Kenapa Bara bisa sekesal ini dengan Aira? 


"Aira ngeselin?"


"Iyalah. Gimana gak ngeselin, udah ditolongin bukannya terimakasih malah ngatain gue Om pedo. Karena tadi gue meluk dia, buat nyelametin dia pas dia mau ketabrak mobil salah satu mahasiswa." Bara beralih menunjukkan pipi kanannya yang merah membentuk sebuah telapak tangan. "Nih, gue juga dikasih hadiah tamparan sama dia."

Dicintai Hantu TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang