Meskipun repot ngurusin adek-adeknya Hongjoong, Seonghwa nggak lupa kok sama pekerjaan utamanya. Tiap malem aja begadang terus, kerjaannya lumayan numpuk soalnya.
Sampe dinyinyirin iparnya, boros listrik katanya lampu nggak dimati-matiin. Lah, padahal yang bayar semua tagihan dari listrik sampe air juga Seonghwa.
Seonghwa emang pulang ke rumahnya, ya kali dia mau nginep di rumah bosnya terus. Jadi pagi dia ngantor, sore biasanya mampir dulu ke rumah Hongjoong, baru abis bocah-bocah tidur Seonghwa pulang.
Kalau ditanya capek nggak, iya capek. Tapi Seonghwa suka. Itung-itung belajar membina rumah tangga lah, ya ... walaupun calonnya belum ada.
Sekarang Seonghwa lagi di kantor, tepatnya di ruangannya Hongjoong. Seonghwa nganter berkas yang harus ditandatangani bosnya itu.
"Seonghwa." Hongjoong tiba-tiba manggil.
"Iya, Pak?"
Seonghwa mah gitu, udah disuruh manggil nama aja tapi tetep manggil Pak. Alesannya karena nggak terbiasa, takut nggak sopan, dan lagi di area kantor. Ya udahlah, Hongjoong memaklumi. Kayaknya dia emang pantes dipanggil bapak.
Hongjoong nutup map di tangannya, terus ngedongak madep Seonghwa. "Kamu kalau saya kasih kerjaan tambahan mau nggak?"
"Kerjaan apa ya Pak maksudnya?" Seonghwa bingung.
Ini kerjaannya udah banyak, mau ditambah apa lagi coba.
"Jadi nanny nya adek-adek saya."
"Hah?"
Bentar, Seonghwa nggak konek.
Hongjoong ngejelasin. "Saya lihat kamu cepet akhrab sama mereka, padahal adek-adek saya bukan tipe anak yang gampang deket sama orang asing. Kalau kamu mau, kamu bisa tinggal di rumah saya."
"T–tapi saya kan udah jadi sekretaris Bapak."
Seonghwa masih nggak paham. Ini artinya kalau dia terima jadi nanny, berarti dia dipecat dari jabatan sekretarisnya gitu? Sayang banget, penuh perjuangan padahal dia ngelamar jadi sekretaris di perusahaan segede ini.
"Kan bisa ngerjain dua pekerjaan sekaligus. Jam kerjanya ya kayak gini, pagi sampe sore di kantor, malemnya di rumah. Nanti gaji kamu saya naikin dua kali lipat." Nggak terduga banget jawabannya Hongjoong.
Lumayan menggiurkan ya tawaran Bapak Hongjoong ini. Tapi Seonghwa kelihatan masih mikir. Gaji sih oke, tapi Seonghwa mikirin badannya, apa nggak remuk nanti.
Tapi kalo dia terima, dia bisa tinggal di rumah bosnya, poin plusnya lagi dia bisa pindah dengan estetik dari rumahnya yang udah kayak neraka itu.
"Tiga kali lipat."
Masih mikir.
"Empat kali lipat."
"MAU PAK MAU SAYA MAU!" Kelepasan ngegas dia.
Hongjoong ngejentikin jarinya. "Oke, nanti kalau saya udah dapet sekretaris pengganti, baru kamu bisa lepas jabatan sekretaris."
"Ya sama aja dong Pak saya dipecat." Seonghwa ngegumam.
"Saya cuma nggak mau kamu kecapekan."
*****
"Bapak nggak perlu loh nganter saya, saya kan bisa naik ojek."
"Ya sekalian, kan habis ini kamu ke rumah saya."
Hongjoong kekeuh banget mau nganterin Seonghwa pulang—buat beresin baju atau kata lainnya pindahan. Iya, Seonghwa langsung diajak tinggal di rumahnya, nggak taulah ngebet banget si bapak Hongjoong itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Job | joonghwa
FanfictionTentang Seonghwa yang punya 3 pekerjaan sekaligus dengan satu bos yang sama. Warning! bxb non baku joonghwa/seongjoong started : 08/10/2021 finish :