Satu pekan setelah meninggalnya opa, kondisi oma belum juga membaik. Hongjoong udah gonta-ganti bawa dokter ke rumah omanya, tapi belum ada perubahan apapun sampai sekarang.
Ya.. gimana ya, dokter kan cuma meriksa dan kasih resep obat, kalau pasiennya sendiri susah makan dan nggak mau minum obat, ya percuma.
Selama sepekan ini pula, Seonghwa terus bolak-balik rumah suaminya dan rumah Oma setiap hari. Ya mau gimana lagi, anak-anak nggak setuju kalau Oma tinggal bareng sama mereka, pun Oma nya sendiri kekeuh nggak mau ninggalin rumahnya karena terlalu banyak kenangan bersama mendiang suaminya di sini.
"Mamaa."
"Iya Yeosang, kenapa?"
Seonghwa udah mau berangkat ke rumahnya Oma, udah kesiangan juga ini gara-gara kelamaan dilendotin si kembar tapi syukur deh akhirnya mau ditinggal sama Yunho. Iya, Yunho lagi di rumah, ada libur dua hari dia—satunya tanggal merah, satunya lagi emang jatah libur.
"Kenapa Yeosang? Butuh sesuatu?"
Yeosang dari tadi cuma diem, kan jadi Seonghwa tanyain lagi.
"Mm.. aku boleh nggak ikut ke rumah Oma?"
Waduh.
Gimana Seonghwa jawabnya? Nggak mungkin dia bawa Yeosang, kalau ketahuan Hongjoong bisa.. bisa apa emang? Hongjoong nggak mungkin juga sih ngapa-ngapain Seonghwa karena si bapak terlalu bucin.
"Boleh ya Ma, aku pengen nengokin Oma. Aku juga kan bisa bantu-bantu Mama di sana."
"Tapi Yeosang—"
"Ma aku yakin Oma nggak akan nyakitin aku."
Anaknya bisa seyakin ini, tapi Seonghwa yang ketar-ketir.
"Ma..?" Tatapannya Yeosang sampe mohon-mohon gitu.
Gimana cara nolaknya. Seonghwa paling nggak bisa dihadapin sama situasi kayak gini. Hatinya terlalu lemah lembut.
"Iya okay, Yeosang boleh ikut tapi di sananya cuma sebentar aja ya."
Di rumah Oma sebenernya ada orang kok yang bisa urus Oma dari ART sampai perawat yang dipekerjain Hongjoong. Sayangnya nggak ada yang sesabar Seonghwa buat ngurus Oma yang nggak bisa nanggepin situasi tanpa marah-marah dulu itu.
Kayak kemarin Oma nggak mau makan, piring yang dibawa salah satu perawat dilempar gitu aja dan jangan lupa ada secuil makian seperti biasa. Pundung lah si mbak perawat, ditinggalin tuh si Oma.
Beda sama Seonghwa. Mau dilempar pun Seonghwa tetep sabar, dia telaten banget ngeberesin pecahan-pecahan kaca bekas piring dan gelas yang jatuh tadi. Nggak apa-apa jari-jarinya luka, yang penting kaki Oma enggak.
"Huft, semoga kali ini Ibu mau makan masakan aku," monolog Seonghwa sambil nata piring juga sendok di nampan buat dia bawa ke kamarnya Oma.
"Saya nggak mau makan."
Baru buka pintu aja udah langsung diusir. Tapi ini Seonghwa, nggak kenal kata nyerah, pantang mundur pokoknya.
"Kamu nggak dengar saya ngomong apa?"
"Bu, aku mohon Ibu makan ya, sedikit aja. Ibu belum makan apapun dari pagi."
Seonghwa ngomongnya udah alus banget berharap hatinya Oma bisa sedikit luluh. Nggakpapa kalau prosesnya lama, Seonghwa stok sabarnya masih banyak kok.
Gagal sama makanan berat, Seonghwa masih punya cara lain. Dia biasa bikinin kue-kue gitu, dan baru-baru ini dia dapet trik bagus yaitu nyampur obatnya Oma di adonan kue. Nggak tau dah bakal tetep berefek atau enggak tablet-tablet itu, dia buntu nggak tau mesti ngebujuk pake cara apa lagi biar Oma mau makan obatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Job | joonghwa
Fiksi PenggemarTentang Seonghwa yang punya 3 pekerjaan sekaligus dengan satu bos yang sama. Warning! bxb non baku joonghwa/seongjoong started : 08/10/2021 finish :