17 - Hubungan Baru

8.3K 1.1K 254
                                    

note :

cici tidak melegalkan m-preg dan GS (gender switch) di cerita ini. pihak bawah tetaplah laki-laki.

****

Tapi kalau Seonghwa terima, dia takut Hongjoong yang kecewa. Seonghwa takut Hongjoong ngeekspetasiin lebih.

Fakta bahwa mereka sama-sama laki-laki, dan dalam hubungan semacam ini yang banyak kekurangannya bikin Seonghwa makin mikir. Emang Hongjoong beneran siap?

Sampai paginya, mereka belum ada komunikasi. Tapi yang beda, Wooyoung jadi makin nempel. Bener-bener nempel yang kebangetan.

Seonghwa bangun, dia ikut bangun. Masih jam lima pagi padahal. Seonghwa mandi, ditungguin dong di depan pintu kamar mandinya. Dan sekarang Seonghwa masak, Wooyoung terus melukin kaki mamanya. Bikin Seonghwa repot nggak bisa gerak sana-sini buat ngambil perabot masak.

"Wooyoung sebentar ya mama lagi masak ini. Wooyoung duduk di sana dulu ya Nak."

Anaknya geleng-geleng, makin erat meluknya.

Seonghwa pasrah aja deh. Dia masak apa yang ada di depannya aja, yang bisa dijangkau tangannya.

Hap

"Ayo sama papa dulu, San lagi main sama dedek di depan. Wuyo nggak mau ikut?"

Hongjoong ngangkat tubuh bocah itu. Dia tadi ngelihatin dari jauh Seonghwa kerepotan masaknya karena ditempelin Wooyoung terus.

Kenapa nggak ART aja yang masa? Wah, nggak bisa. Sekarang anak-anak pada nggak mau makan kalau bukan masakan mamanya. Jadi ya sekarang urusan makanan Seonghwa yang megang.

"Engga mauu. Wuyo mau sama Mama."

Wooyoung masih mau ngeraih tangan Seonghwa, mau turun dari gendongan Hongjoong.

"Main dulu yuk. Hari ini boleh makan mintchoco deh."

Mata anak itu langsung berbinar-binar. Kemarin dia minta makan eskrim nggak dibolehin, dan sekarang ditawarin. Mau banget dong. Tapi sebelum ngeiyain, Wooyoung ngelihat mamanya dulu. Nggakpapa kali ya kalau nggak sama Seonghwa sebentar?

Cuma sebentar kok ya..

"Ayo mainn."

Hongjoong terus ngebawa Wooyoung pergi. Seonghwa cuma diem. Kok rasanya aneh ya nggak diomongin Hongjoong.

Dari pada mikir yang enggak-enggak. Mending Seonghwa lanjut masak aja, bisa gosong nanti kalau ditinggal ngelamun.

"Wah aku baru mau bantu, udah selesai aja Kak."

Seonghwa senyum ke Yeosang sambil ngeletakin sajian terakhir di meja makan.

"Tolong panggilin yang lain ya."

Ngelihat Seonghwa ngelepas apron dan mau ninggalin meja makan bikin Yeosang curiga.

"Kak Seonghwa nggak ikut makan?"

"Mmm kakak mau siap-siap pergi keluar, nanti sarapan di luar aja."

*****

"Bang, kalau aku nikah gimana?"

Iya, Seonghwa nemuin abangnya. Cuma abangnya. Tanpa kakak iparnya yang nyebelin itu. Mereka terus sarapan bareng di salah satu lapak pedagang kaki lima.

"Gimana apanya? Itu terserah lo. Kalau siap ya lakuin aja."

Emang apa sih yang Seonghwa harapin dari abangnya ini. Sama sekali nggak membantu. Mereka bahkan nggak bisa dibilang deket seperti saudara pada umumnya. Dari semenjak orang tuanya masih ada, udah kayak hidup sendiri-sendiri.

Job | joonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang