Widih!
Ketemu lagi nih bre sama gw!
Sebelum baca...
Coba tebak kali ini ceritanya bertema apa?⚠️Masukin ni cerita ke library kalian y bre :*
***
Seorang gadis dengan tubuh berisi mempercepat larinya agar tidak terkena air hujan terlalu lama. Dia meneduh di warung yang sudah lama kosong, gadis itu sedikit ragu untuk meneduh disitu karena dia melihat ada orang gila yang berteduh disitu juga. Rambutnya gimbal panjang dan baju kotor yang tak layak pakai.
Tapi karena seragam sekolahnya sudah setengah basah, ditambah hari ini ia memakai seragam osis, jadi jika terlalu lama kena air bisa-bisa makin melekat ke tubuhnya. Ini saja sekarang sudah terlihat melekat walaupun sedikit, sialnya gadis itu tak membawa jaket. Akhirnya mau tak mau ia ikut bergabung disana bersama orang gila itu.
Ya tak apalah, orang gila itu tak mungkin macam-macam dengannya kan?
Tak terasa hampir setengah jam hujan tak kunjung berhenti. Gadis itu melirik orang gila yang duduk meringkuk dibelakangnya, mungkin karena kedinginan.
Lalu tiba-tiba gadis itu mendengar suara perut kelaparan. Dia menengok pada orang gila dibelakangnya, bunyi itu berasal dari perut si orang gila. Hati nurani gadis itu tergerak, memang dasarnya gadis baik.
Walaupun ada rasa sedikit takut, tapi gadis itu mengambil roti bungkus yang berada didalam tasnya lalu diberikan pada orang gila itu.
Gadis itu melempar bungkus roti ke orang gila tersebut, namun mungkin orang gila itu tak paham dengan apa yang gadis itu maksud...jadi rotinya tak kunjung diambil.
Dengan perasaan kesal dan takut-takut, gadis itu membukakan bungkus rotinya dan menyodorkan ke orang gila itu.
Akhirnya orang gila itu menerima roti pemberian gadis itu lalu memakannya dengan lahap.Gadis ber-nametag Danira itu menatap miris orang gila yang makan dengan lahap itu. Teringat dirinya yang pernah mengalami masa-masa yang begitu berat dulu, ia juga mengalami bagaimana rasanya menahan lapar selama dua hari karena perekonomian keluarganya yang sangat susah.
Apalagi orang gila ini? Danira sedikit hafal orang gila ini. Karena jika dia pulang sekolah pasti melewati jalan ini, dan Danira ingat mungkin sudah dua bulanan orang gila ini menempati warung kosong itu untuk tempat meneduh. Mau makan pun harus menunggu pemberian orang.
Untunglah sekarang dia tak sesusah dulu, ibunya sudah buka usaha kecilan. Setiap pagi jualan bubur ayam yang syukurnya selalu habis. Danira itu anak sulung, punya adik laki-laki yang sekarang kelas lima SD. Ayahnya sudah meninggal tiga tahun yang lalu karena penyakit jantung.
Memang tak kaya, hanya saja cukup untuk kebutuhan hidup keluarganya.Sekarang dia sudah kelas tiga sekolah menengah atas, Danira sebenarnya ingin melanjutkan pendidikannya tapi ya begitulah. Ia tak boleh egois, melihat ibunya bangun pagi-pagi buta untuk memasak bubur saja sudah membuat hati Danira sedih. Danira akan mencari kerja setelah lulus nanti, untuk membantu ibunya.
Hujan sudah berhenti, Danira kembali melirik orang gila yang sudah selesai makan. Dan baru kali ini Danira menyadari jika mata orang gila itu bewarna hazel, memang orang gila itu tak pernah balik menatapnya tadi.
Bule gila yah? Batin Danira.
Danira mengendikan bahunya lalu berlari kecil pulang.
***
"Mbak ajarin Dika ini dong, Dika ndak paham." Dika adik Danira masuk ke kamar kakaknya.
"Pelajaran apasih emang?" tanya Danira.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUEMOK! [21+] End
Romance21+ [ Be wise with your reading! ] Cuma kisah cinta gadis nduts sama-- Sek sek, ben ndak kepotong. Baca langsung aja.