7

97.8K 5.6K 472
                                    

Tim notif absen!! 🙋


Disini lg ujan bre, dingin pooor!!! 🥶

26°c dh menggigil aku...klo pagi² disini sampe 16°c.. sampe di sawah pun ada kabutnya.

***


"Kenapa sih? Cemberut terus dari keluar bioskop." Reksa mencolek dagu Danira.
Tapi Danira menepisnya, masih tak mau bicara dengan pacar gagahnya itu.

"Mau makan lagi?" Reksa masih berusaha membuat si suemok bicara.

Danira hanya mendengus, yang benar saja. Sudah makan dua kali sebelum nonton...masa iya mau mampir makan lagi? Mana sudah malam pula.

"Ya udah maafin saya, wong saya juga ndak tahu bakalan ada adegan gituan. Lagian cuma beberapa menit doang toh--

"Ck iya beberapa menit doang tapi berkali-kali!" potong Danira. Kesal bukan main, yang pilih film Reksa katanya genre action...ya memang action sih tapi demi apapun adegan dewasanya banyak sekali. Danira keringat dingin selama nonton itu, ditambah ada beberapa penonton yang  terang-terangan kiss-kiss lah dengan pasangannya. Reksa pula di dalam sudah main elus-mengelus lengannya, untunglah dia menjaga-jaga agar tangan Reksa tak main lebih jauh.

Danira kembali teringat saat kejadian di kost-anya bersama Reksa sebelum berangkat nonton. Ia tak menyangka dia bisa berbuat senakal itu. Danira melirik Reksa, pria itu tengah menyetir mobilnya dengan santai.
Lengannya yang kekar dengan bulu-bulu manjanya terlihat begitu sesuatu bagi Danira. Lalu mata Danira kembali menelusuri sampai di jari-jari pria itu, telapak tangan yang besar dan jari-jari yang panjang itu sudah pernah menangkup miliknya.

Mengingat itu membuat tubuh Danira merinding. "Kenapa?" tanya Reksa melihat gelagat aneh Danira.

"N-ndak kok!"

Kenapa sih? bingung Reksa.

"O-oh iya...mas Reksa kenapa ngomongnya medok gini sama kayak aku?" Danira mengalihkan pembicaraan.

"Ouh itu...mamaku orang Jawa," jawabnya santai.

"Tapi--

"Perawakan saya ndak kayak orang jawa?" sela Reksa yang diangguki Danira.

"Terus mata mas Reksa juga...warnanya ituloh." Danira mencondongkan wajahnya lebih dekat agar bisa melihat lebih jelas mata Reksa.

Yang dilihat malah jadi salting sendiri, telinga Reksa memerah mendapati perlakuan seperti itu dari Danira.

"Bapaku kan keturunan Belanda."

"Eh? Beneran mas? Bercanda nih mas Reksa." Danira tak percaya.

"Dih beneran, coba buka aja hp saya... Lihat galeri, ada foto keluarga."

Danira menurut, ia merogoh ponsel Reksa di kantung celana pria itu. Wah-- Reksa salah perhitungan menyuruh Danira untuk mengambil ponselnya. Pahanya jadi merasakan sedikit rabaan dari tangan Danira kan.
Dari telinga yang merah, sekarang malah makin menjalar ke leher.

Danira tersenyum saat layar ponsel hp Reksa menyala, nampak fotonya dijadikan wallpaper oleh Reksa. Memang foto candit sih, tapi kesannya manis sekali. Foto Danira saat sedang makan sate.

Sementara Reksa bisa bernafas lega, akhirnya tangan Danira keluar dari saku celananya. Danira menggulir beberapa folder di galeri Reksa, lalu ia membuka folder yang bernama keluarga.

Ada foto tiga orang disana, wanita paruh baya menggunakan kebaya. Kulitnya sawo matang dan alis yang tebal alami, bibirnya juga cantik...tipis atas dan tebal bagian bawah sempurna, persis seperti bibir Reksa. Lalu disebelah wanita itu ada pria bertubuh jangkung memakai blangkon, jelas sekali kalau wajahnya bukan orang asia. Dari mata dan hidungnya sangat mirip dengan Reksa, rambutnya pirang.

SUEMOK!  [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang