17

78.3K 5.3K 511
                                    

Aduh buset srepet teretet tet tet tet!

Ngebut amat bos... Demen yak lu pade ama konflik?

Kamis Wage up menyusul yah🖤
Polow Crocodileudud

Enjoy!


***







Danira menatap cincin yang sudah tersemat kembali di jari manisnya. Ia mesam-mesem sendiri. Ingatannya berputar beberapa saat lalu ketika mereka di mobil.

Tak!

Ucapan Reksa terhenti seketika. Tubuhnya menegang ketika melihat Danira melepaskan cincin dijari manisnya lalu menaruhnya diatas dashboard mobil.

"Danira?"

"Danira hey?" Reksa mengguncang lengan Danira.

"Kamu... Kenapa? Itu dilepas?" Reksa tertawa hambar.

"Kamu jangan bercanda Danira--
Reksa mengambil cincin tersebut lalu berusaha memakaikan lagi ke jari Danira tapi gadis itu menepisnya.

"Mas Reksa. Aku mau nanya sesuatu tapi jawab jujur." Danira berucap tanpa memandang Reksa.

"Jika seandainya aku dan Ayu atau siapapun itu rekanmu mengalami kecelakaan secara bersamaan di beda tempat. Siapa yang akan mas Reksa selamatkan dulu?"

Lama tak ada jawaban, Danira menoleh kearah Reksa. Pria itu menunduk mencengkram stir mobilnya. Danira tahu pertanyaan ini akan membuat perang batin untuk Reksa, tapi kali ini harus ia tanyakan. Menyamakan dengan apa yang Ayu ucapkan saat mereka masih didalam RS tadi.

Danira sudah mengenal dan hafal akan sifat satu Reksa yang memang tak bisa dihilangkan begitu saja. Didikannya sejak kecil, dan karena tuntutan pekerjaan serta posisinya itu membentuk sifat Reksa tanpa disadari. Sifat yang melindungi bawahannya apapun yang terjadi, menjadi pribadi yang mementingkan kepentingan orang lain ketimbang kepentingannya sendiri.

Danira tak bisa memungkiri jika itu adalah sifat baik, tapi memang terkadang menyebalkan bagi Danira.

"Kamu."

Danira menoleh, menatap tubuh Reksa yang bergetar ditempat duduknya.

"Saya akan selamatkan kamu," ulang Reksa dengan suara bergetar, wajah pria itu memerah.

"Kalau kamu pikir dengan jawaban itu aku bakal mau pakai cincin itu lagi, kamu salah mas. Coba tatap aku terus jawab yang juj--

"SAYA SELALU JUJUR DANIRA." Reksa menaikkan suaranya. Kini mereka berhadapan, dapat Danira lihat mata Reksa berkaca-kaca.

Apa aku kelewatan? Batin Danira.

"Kapan saya bohong sama kamu? Saya selalu jujur walaupun kejujuran itu berisiko seperti ini."

Memang benar, Reksa tak pernah bohong. Pria itu selalu jujur, walaupun kadang dia tahu kejujurannya malah akan membuat hubungan mereka terguncang.

"Keegoisan saya lebih besar dari pada keadilan Danira, saya manusia biasa. Saya tentu akan menolong lebih dulu pasangan saya. Saya selalu menerima resiko atas tindakan saya sendiri."

Reksa mengelap matanya yang hampir saja menangis, tak disangka rasa takut kehilangan Danira ini benar-benar mengguncangnya. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali ia menangis.

Tiba-tiba pipi Reksa merasa hangat, ia mendongak. Telapak tangan Danira menangkup pipi Reksa.

"Danira?" Reksa memegang jari gadis itu, cincin pertunangan mereka sudah tersemat kembali. Danira memakainya lagi.

SUEMOK!  [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang