2.500 word.
Enjoy! ❤️
***
Reksa berdecak, antara kesal dan khawatir sekarang. Sudah satu hari lebih Danira mendiaminya. Gadis itu mengabaikan pesannya. Padahal ia ingin menjelaskan semuanya pada Danira tapi Danira lebih dulu menutup telfonnya. Reksa tak bisa menyalahkan Danira yang marah padanya karena memang gadis itu mempunyai hak marah padanya. Tapi ia hanya ingin diberi kesempatan untuk menjelaskan saja. Selebihnya jika Danira masih marahpun ia akan tetap menerimanya.
Reksa bangkit dari duduknya hendak keluar dari sebuah ruang rawat inap. "Kamu mau kemana?"
Reksa menoleh. Ayu tengah setengah bersandar diatas brankar. Melihat wajah rekannya yang lecet dan kaki yang membutuhkan waktu sebulan lebih untuk bisa berjalan lagi membuatnya iba.
Bagaimanapun juga, Ayu adalah rekan kerjanya yang tangkas. Wanita itu mampu mengkoordinir tim jika ada sesuatu yang darurat terjadi.
Saat malam ia menuju resto tempat ia janjian dengan Danira, Reksa tiba-tiba mendapat panggilan dari Ayu. Suara wanita itu merintih lemah mengatakan jika dirinya baru saja kecelakaan.
Reksa saat itu langsung melacak keberadaan Ayu, ia sedikit kaget saat tau jika daerah keberadaan Ayu sangatlah sepi. Saat ia tiba disana, Ayu masih dalam keadaan kaki tertimpa motornya dan kaca helm yang pecah.
Ayu bilang memang itu kecelakaan tunggal, dirinya menaiki motor dengan kecepatan tinggi diatas jalan licin. Ditambah ia juga buru-buru saat itu. Ia tak bisa meminta tolong pada orang lain karena saat itu benar-benar tak ada orang lewat satupun, dan untunglah tangannya masih bisa digerakkan. Ia merogoh ponselnya dan segera menghubungi nomor yang paling atas, saat itu kebetulan nomor Reksalah yang paling atas karena memang ia paling sering menelpon Reksa untuk kepentingan pekerjaan mereka.
Reksa membawa Ayu ke RS, pria itu cukup panik mendengar kalau kaki Ayu tak bisa berjalan sementara waktu. Ia benar-benar shock, Reksa merasa terpukul. Bagaimanapun juga, ia adalah sosok yang selalu melindungi timnya. Jika melihat hal seperti ini tentu membuat Reksa sedikit terguncang.
Setelah selesai mengantar Ayu ke dokter, Reksa mengurus administrasi. Saat semuanya benar-benar sudah clear ia baru teringat janjinya bersama Danira.
Reksa buru-buru menghubungi tunangannya itu, jantungnya berdebar saat sadar jika ia kelewat tiga jam dari waktu yang mereka janjikan.
"Keluar, ada perlu. Kenapa? Ada yang dibutuhin? Mau saya panggilin dokter?"
Ayu menggeleng. "Gak...lama yah keluarnya?"
"Ya. Saya sudah suruh Agus kesini buat jenguk kamu, mungkin yang lain juga bakal kesini."
"Kamu gak ikut gabung disin--
"Saya mau ke tunangan saya." Mendengar ucapan Reksa, ekspresi Ayu langsung berubah walaupun sebentar.
"Oh.. iya kalo gitu keluar aja gak apa-apa, aku bisa minta Nika nemenin nanti."
Reksa mengangguk lalu keluar dari sana.
Ayu menunduk, ia lupa jika jari manis Reksa sudah dilingkari cincin.***
"Danira." Reksa sudah memanggil Danira dari luar berkali-kali, namun gadis itu tak kunjung keluar. Ponsel Danira pun tak aktif, membuat Reksa khawatir saja.
"Mas ... Nyari neng Danira yah?"
Reksa menoleh, ia melihat ibu-ibu paruh baya disana."Iya bu, ibu tau dia dimana?" Reksa mendekati ibu-ibu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUEMOK! [21+] End
Romantizm21+ [ Be wise with your reading! ] Cuma kisah cinta gadis nduts sama-- Sek sek, ben ndak kepotong. Baca langsung aja.