16. 𝐑𝐚𝐦𝐛𝐮𝐭

1.8K 217 4
                                    

•••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sesampainya (name) di rumah ia di suguhi oleh pria yang sebelumnya menamparnya beberapa jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya (name) di rumah ia di suguhi oleh pria yang sebelumnya menamparnya beberapa jam yang lalu.

(Name) Hanya menatapnya begitu pun dengannya mereka saling canggung hingga mata Ran menatap pipi mulus (name) yang memerah di sebelah kanan dan juga matanya yang sembab akibat menangis.

"Aku jadi takut" batin Ran melihat (name).

(Name) mengalihkan pandangannya lalu berjalan menuju kamarnya tapi sebelum itu Ran ingin memegang tangan (name) untuk mencegah ia pergi tak ia ragu dan membiarkan (name) beristirahat terlebih dahulu.

Di kamar (name) ia membaringkan tubuhnya ke kasur lalu menatap langit langit atap kamarnya.

"Hufh" ia menghela nafas lalu beranjak duduk. (Name) melihat ke kaca tepat di depannya lalu menghampiri kaca tersebut.

"Rambutku panjang sekali sebaiknya ku potong saja" gumam (name) lalu mengambil gunting dan mulai memotong rambutnya.

"Rambutku panjang sekali sebaiknya ku potong saja" gumam (name) lalu mengambil gunting dan mulai memotong rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Seperti itulah kita kira setelah di potongan rambutnya)

"Tak buruk" gumam (name) melihat potongannya.

(Name) meletakkan gunting itu di depan kaca lalu merapihkan sisa rambut dan memasukkannya ke dalam tong sampah.

(Name) Kembali membuat rambutnya di kepang  memakai pita agar rapi setelah itu ia kembali ke kasurnya.

"Sakit juga tamparannya" kata (name) pelan.

Esoknya (name) terbangun dari tidurnya ia menatap jam di dinding kamarnya ternyata sudah pukul 9 pagi ia telat bangun.

(Name) beranjak dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya baru setelah itu ia memakai bajunya.

Setelah memakai bajunya (name) menyisir rambutnya tapi saat menyisir ia melihat amplop coklat berisi gajinya itu.

Ia jadi berfikir uangnya untuk apa? Lalu ia mendapat ide uangnya ia akan buat tabung sedikit dan setengahnya lagi ia kirimkan ke orang yang tak mampu.

(Name) kembali menyisir lalu mengambil tasnya dan beranjak pergi ke panti asuhan. Ran yang berada di ruang tamu melihat (name) bersiap pergi pun menghampirinya dalam diam.

"Mau kemana?" Tanya Ran pelan.

Ucapan Ran membuat (name) yang sedang menali sepatu pun menatapnya.

"Aku pergi dulu ke suatu tempat" jawab (name) pelan lalu kembali menatap sepatunya dan beranjak pergi ke panti asuhan meninggalkan Ran yang diam.

"Apa masih marah?" Tanya Ran bergumam lalu ia bersiap siap mengikuti (name) yang pergi kemana tanpa menggunakan kendaraan agar ia bisa mengikuti dalam diam.

(Name) berjalan menuju panti hingga sampailah ia di sana Ran yang menatap (name) pun bingung.

"Kenapa dia kesini?" Tanya Ran bergumam bingung.



















Hua gak ada ide karna numpuk tugas aku ಥ‿ಥ

Jadi moon maaf klo gak nyambung, typo bilang oke.

See you next chapter.....

See you next chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Derisa_12

𝙼𝙰𝚁𝚁𝙸𝙴𝙳╏Haitani Ran ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang