KEZIA GRETHANIA SAGANTARA, seorang pianis muda yang cantik dan pintar. Berasal dari keluarga yang harmonis dan juga berada, membuatnya selama ini mengira hidupnya berjalan dengan baik, tanpa ada masalah apapun. Namun, ternyata apa yang Kezia kira se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••
"Nggak ada tugas buat besok kan ya? Gue mau nonton drakor." Aurel membuka suara disaat mereka hendak pulang ke rumah masing-masing karena seluruh kelas hari ini sudah berakhir.
"Drakor teross!!" sahut Jessie langsung.
"Buset! Udah kaya Mami gue aja lo," ucap Aurel memukul pelan lengan Jessie kemudian tertawa.
"Nggak ada," jawab Kezia. Cewek itu kemudian memperhatikan Dilla yang sedang bersiap-siap untuk sesuatu. "Lo ada ekskul ya sekarang, Dill?" tanya Kezia kepada Dilla setelah ingat hari ini ekskul jurnalistik dilaksanakan.
"Iya, Kez. Ini gue mau langsung ke ruang jurnalis. Gue duluan ya, bye!" Dilla kemudian pergi keluar kelas duluan seorang diri.
"Kuy kita pulang!" Aurel mengapit tangan Kezia dan Jessie mengajak keduanya untuk berjalan bersama keluar kelas.
Kezia dan Jessie yang sudah sering mendapat perlakuan seperti itu hanya diam menerima saja. Daripada menolak, nanti malah ribut.
"Lo bawa mobil, Jess?" tanya Aurel
Jessie mengangguk, "Bawa."
"Lo, Kez? Aurel gantian bertanya kepada Kezia.
"Nggak bawa. Tadi gue dianter kak Kenzo."
"Terus lo sekarang pulang sama siapa?" tanya Jessie
"Nggak usah, Jess. Lagian sopir gue juga udah balas tadi bilang udah mau berangkat," kata Kezia.
"Yaudah."
Ketiga cewek itu kemudian melanjutkan jalan mereka sampai menuju tempat parkir Starlight.
•••
Dua puluh menit telah berlalu dan Kezia masih berada di sekolah menunggu jemputan sopir pribadinya yang katanya tadi sudah berangkat. Sembari menunggu jemputan cewek itu memilih untuk membaca novel. Tapi fokusnya itu sudah hilang karena perutnya mulai keroncongan.
Jarak antara rumahnya dan Starlight tidak terlalu jauh. Waktu yang ditempuh biasanya hanya memerlukan sepuluh sampai lima belas menit. Tapi mengapa hingga sekarang sopirnya belum datang juga?
Handphone Kezia juga sudah mati sedari tadi karena daya baterainya habis. Tadi malam ia lupa mengisi daya baterai. Mendadak cewek itu merasa sedikit menyesal karena tadi sempat menolak ajakkan Jessie yang sempat menarwakan untuk pulang bersama.
"Sabar. Tunggu aja. Mungkin macet?" ucap Kezia mulai menghibur diri.
Jujur mengatakan hal itu saja sebenarnya Kezia sedikit tidak yakin. Jalur yang biasa dilewati Kezia saat pergi ke sekolah ataupun pulang jarang sekali macet. Tetapi mungkin saja memang macet sekarang? Mari positif thinking.