Jika saja sore itu Jheha tidak meminta tolong kepada Revan, mungkin mereka tidak akan menikah di usia yang sangat muda.
Menikah karena sebuah accident yang tidak masuk akal membuat keduanya terjerat di dalam hubungan yang tidak pernah terbayangkan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang laki-laki sedang sibuk berkutat dengan laptop dan juga buku-buku yang berserakan di mana-mana. Sudah hampir 1 jam ia menghabiskan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
Jheha keluar dari kamar dengan membawa beberapa buku. Langkah kakinya membawa dirinya menuruni tangga. Dari atas ia sudah melihat Revan yang sedang duduk di ruang tengah.
“Revannnn” sapa Jheha begitu ia sudah berada di hadapan lelaki itu.
Revan meliriknya sekilas.
“Lagi ngapain?” tanya Jheha berbasa-basi sembari mengintip kegiatan yang dilakukan Revan.
“Mata lo belum rabun, kan, buat liat apa yang gue lakuin?”
Jheha mencebikkan bibirnya. Sebelum kembali menerbitkan senyuman diwajahnya.
“Belajar gini, gak lengkap kalo gak ada cemilan. Lo mau apa?” tanya Jheha.
“Mau lo diem.”
“Oke, gue siapin dulu cemilannya.” Jheha meletakkan buku-buku yang ia bawa di atas meja, kemudian berlalu menuju dapur.
Tidak membutuhkan waktu yang lama ia kembali dengan 2 gelas minuman dan juga beberapa cemilan.
“Selamat dinikmati.”
Gadis itu ikut duduk bersila di samping Revan. Ia mengambil salah satu gelas lalu menyodorkan ke hadapan Revan. “Minum dulu,”
Revan menoleh melirik minuman lalu kembali menatap Jheha dengan memicingkan matanya.
“Ayo, minum.”
“Lo mau bunuh gue, ya?” tanya Revan curiga.
Jheha mendengus memutar bola matanya. “Curigaan banget. Heran.”
Meski begitu Revan tetap mengambil gelas di tangan Jheha. Menyicipinya sedikit kemudian meminumnya hingga tersisa setengah.
“Gak beracun kan?”
“Mungkin aja belum bereaksi.”
Jheha mencibir. “Gue gak setega itu buat ngebunuh suami. Apa lagi semua harta lo belum pindah atas nama gue.”
“Jadi lo ada rencana?” Jheha mengedikkan bahunya.
Revan kembali sibuk mengerjakan tugas. Jheha sih, santai-santai saja. Ia malah memperhatikan Revan dari samping.