Jika saja sore itu Jheha tidak meminta tolong kepada Revan, mungkin mereka tidak akan menikah di usia yang sangat muda.
Menikah karena sebuah accident yang tidak masuk akal membuat keduanya terjerat di dalam hubungan yang tidak pernah terbayangkan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Revan membuka pintu kamarnya diikuti oleh Jheha yang berjalan di belakang. Dirinya langsung menghempaskan tubuhnya begitu saja di atas kasur.
Jheha yang baru saja menaruh tas nya, langsung menatap tajam Revan yang dengan santainya tertidur dengan seragam yang masih melekat ditubuhnya. Bahkan, tas sudah dilempar begitu saja oleh laki-laki itu hingga berada dilantai.
"REVANNNNN," baru saja Revan memejamkan matanya, namun suara Jheha sudah memasuki indera pendengaran. Belum juga masuk ke mimpi, jangankan mimpi, mata baru juga terpejam.
"Kenapa sih, Jhe?" Samar-samar suara Revan terdengar.
Jheha berdecak melihat kelakuan Revan. "Ganti baju dulu! Jangan langsung tidur! Lo udah dari mana-mana, kena debu, kotoran segala macem."
"Nanti."
Jheha menarik paksa tangan Revan agar laki-laki itu bangun, tetapi karena tenaga dirinya dan Revan yang tidak sebanding justru membuat ia yang terjatuh di atas tubuh Revan yang tidur terlentang.
Jheha membulatkan matanya, mata Revan yang semula terpejam pun kini terbuka menatap mata Jheha yang juga menatapnya.
Kedua nya masih berpandangan satu sama lain.
"Jhe.." suara berat Revan terdengar ditelinganya.
Jheha masih terdiam dengan posisinya.
"Lo mau gue terkam sekarang?"
Jheha tentu bukan gadis polos yang tidak tau maksud dari ucapan Revan. Ia segera bangun, merapihkan seragamnya yang kusut sekaligus untuk menghilangkan rasa gugup yang tiba-tiba melanda.
"Kalo lo siap, ayo. Gue siap kapanpun," Revan menaikturunkan alisnya bermaksud untuk menggoda Jheha. Terlihat sekali jika gadis itu sedang salah tingkah, apalagi pipi nya yang berubah menjadi berwarna merah.
"Gak denger, gak denger." Jheha menutup kedua telinganya sembari berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang sudah terasa lengket.
"Ayo, Jhe, launching dua puluh empat baby."
"Apa? Ngomong apa? Gak keliatan."
Setelahnya Jheha mendorong pintu kamar mandi dengan kencang hingga terdengar dentuman keras.
Revan yang masih pada posisinya terkekeh akan kelakuan gadis itu, "so cute." seulas senyum terbit begitu saja.