Jika saja sore itu Jheha tidak meminta tolong kepada Revan, mungkin mereka tidak akan menikah di usia yang sangat muda.
Menikah karena sebuah accident yang tidak masuk akal membuat keduanya terjerat di dalam hubungan yang tidak pernah terbayangkan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REVANASKARTENGGARA . . .
Rasanya sejak tadi perut Jheha seperti diremas-remas. Ia sebenarnya tidak tau, sakit perut yang tengah ia rasakan apakah karena akan kedatangan tamu bulanan atau karena saat istirahat tadi ia memakan bakso dengan kuah sambal yang sangat banyak.
Matanya menatap jam dinding yang berada didepan sana. Ia berdecak ketika masih beberapa menit lagi waktu bel pulang berbunyi. Padahal sudah sejak tadi ia mengamati jam tersebut, tetapi hanya terjadi sedikit perubahan.
“Kenapa, Jhe?” tanya Feya, sejak tadi dirinya terus memperhatikan Jheha yang sedikit-sedikit meringis dengan duduk tidak nyaman.
Jheha yang merebahkan kepalanya di atas meja itu menoleh kearah Feya yang berada disebelahnya.
“Mules.” ujarnya.
Tangannya tidak henti meremas perutnya yang berbalut seragam sekolah.
Feya meletakkan punggung tangannya pada dahi Jheha, “gak panas.” ucap Feya setelah mengecek suhu tubuh Jheha.
Jheha memutar bola matanya, “perut gue yang sakit kenapa jidat gue yang dipegang?”
“Sorry, kan gue panik.” Jheha hanya diam tidak berniat membalas ucapan Feya.
