RJ - 18

1.5K 111 19
                                    

Revan menyodorkan dasi miliknya pada Jheha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Revan menyodorkan dasi miliknya pada Jheha. “Lo gak bisa pasang sendiri, apa?”

Revan menggeleng dengan santai.

“Nunduk,” suruh Jheha yang langsung di patuhi oleh Revan.

“Terus selama ini dasi lo siapa yang pakein?” tanya Jheha.

“Kan, lo,”

Benar, selama ini memang Jheha yang selalu memasangkan Revan dasi ketika sudah di kelas saat belum menikah. Tapi semenjak menikah lelaki itu bisa langsung mengenakan dasinya dari rumah.

Revan asik menatap Jheha yang sedang serius menyimpulkan dasi di lehernya, kedua tangannya terulur memegang pinggang ramping Jheha.

“Tangan” desis Jheha memperingati.

Jheha menepuk-nepuk dada Revan begitu ia selesai memasangnya. “Dah.”

Jheha mendongak begitu Revan tidak ada pergerakan sama sekali.

“Cantik,” kata Revan tidak berkedip.

Satu kata dan itu berhasil membuat pipi Jheha merona tetapi gadis itu mampu menahan diri untuk tidak tersenyum dengan memasang wajah juteknya.

Ia mengibaskan rambutnya yang masih basah. “Gue emang cantik!” setelahnya ia berlalu keluar kamar.

Di luar rumah Jheha sudah mencak-mencak pada Revan yang masih di dalam rumah. Tadi saat kunci rumah tinggal di lepas, lelaki itu teringat jika ia meninggalkan sesuatu membuatnya kembali masuk.

“REVAN!!! BURUAN, IH!” teriak Jheha.

Kalo bukan karena hari Senin, Jheha tidak terlalu perduli. Tetapi ini hari Senin, penjagaan lebih ketat.

“Nih orang berak, kali, ya,” gumam Jheha melongok ke dalam.

“REVANNNNNNN”

“Iya iya, sabar napa, sih!” Revan menuruni tangga dengan langkah cepatnya.

“Gak bisa gue sabar. Ngapain lo di dalem lama banget? Berak ya, lo?”

“Udah, tadi pagi itu mah.”

“Lo kira sekarang udah sore?” seru Jheha.

“Ayok buruan nanti telat.” kata Revan yang sudah menaiki motornya bersiap menuju ke sekolah.

• Reskara •

Gerbang SMA Madaskar terbuka dengan lebar, membuat para siswa-siswi berburu-buru untuk segera masuk.

Masih ada waktu beberapa menit lagi sebelum upacara di mulai, tetapi sudah ada sebagian siswa yang mulai memenuhi lapangan walaupun hanya sekedar duduk-duduk di pinggir.

“Yuk, ke lapangan,” ajak Feya.

Zoya berdiri menghampiri gadis itu. Berbeda dengan Jheha yang sibuk mencari sesuatu di dalam tas nya. Barang-barang gadis itu pun sampai berhamburan di atas meja karena sesuatu yang ia cari tidak juga ketemu.

RESKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang