Revan keluar dari kamar sembari bersiul setelah dirinya mandi dan berganti pakaian yang lebih santai. Ia mengangkat kaki Jheha yang sedang selonjoran di sofa lalu ia letakkan di atas pahanya setelah ikut bergabung.
“Jhe,”
Tidak ada sahutan
“Jahe!”
Lagi lagi gadis itu tidak menyahut sama sekali. Ia terlalu fokus pada film yang sedang berputar pada televisi di hadapannya hingga mengabaikan lelaki itu.
Karena kesal diabaikan, Revan mengambil keripik singkong pedas dari pangkuan Jheha dengan paksa.
“Ck,” Jheha menoleh dengan tatapan tajamnya.
Kan, kalo makanan yang di ambil baru nengok.
“Balikin!”
Revan memegang dengan erat toples tersebut sembari memakan kripik dengan santai.
“Ih! Makannya jangan banyak-banyak”
Bayangkan saja, ia sejak tadi makan dengan pelan dan memasukkannya satu persatu. Sedangkan Revan sekali masuk segenggaman tangan.
Jheha mengubah posisi nya menjadi duduk, tangannya berusaha mengambil kembali keripik miliknya. “Jangan dihabisin!”
“Dasar pelit”
Jheha menjulurkan lidahnya. “Bodo. Yang penting gue kenyang.”
“Siap-siap sana”
Jheha menoleh “Ke mana?”
“Ke rumah mami.”
“Ngapain?” Revan mengedikkan bahunya tak tau. “Sekarang?”
“Besok.”
Jheha mengangguk dengan santai kemudian kembali menatap ke depan.
“Ya sekarang jahe kencur!” decak Revan kesal.
“Nanti dulu, tanggung.”
“Sekarang! Liat nih, mami udah neror gue dari tadi.” Revan menunjukkan percakapan dengan maminya di ponsel.
Jheha menyenderkan tubuhnya, menarik nafas dalam kemudian hembuskan lalu dilakukan beberapa kali.
“Lama banget!!!”
Giliran Revan saja, apa-apa disuruh cepetan. Kalo lama dikit Jheha sudah mengeluarkan pidato dan ceramahnya semalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESKARA
Teen FictionJika saja sore itu Jheha tidak meminta tolong kepada Revan, mungkin mereka tidak akan menikah di usia yang sangat muda. Menikah karena sebuah accident yang tidak masuk akal membuat keduanya terjerat di dalam hubungan yang tidak pernah terbayangkan...