BAGIAN 2

191 72 2
                                    

SEBELUM BACA HARAP FOLLOW DULU YAPS! UDAH?

SELAMAT MEMBACA, FREN💅


****

Assalamualaikum

Assalamualaikum

Assalamualaikum

“Iya Popo, waalaikumsalam. Ssssttttt!! Diem ya, Popo. Jangan bawel dulu. Alesha mohon kali ini aja,” lirih Alesha.

Ayah Alesha sangat menyukai hewan peliharaan, karena itulah rumahnya selalu tidak sepi. Lihat saja ketika Alesha pulang langsung disambut hangat dengan burung-burung beo peliharaan sang Ayah. Begitu pun dengan Bundanya. Namanya Bunda Aisya, ia sangat pecinta kucing. Bahkan ada beberapa ras kucing yang dipeliharanya. Persia, Birtania, Siberia dan lainnya.

Miaww

Miaww

“Sssstttt!!! Aduh, Goldy jangan berisik ya. Nanti Alesha ketahuan sama Bunda kalau tau Alesha baru pulang sekolah.”

Alesha telat

Alesha telat

“Popo diem!” Alesha semakin dibuat gemas dengan burung beo-nya milik Ayah. Disuruh diem malah usilin Alesha.

Gadis itu masuk lewat pintu belakang. Karena jalur itu langsung mengarahkannya ke tangga bawah. Jadi Alesha bisa naik ke atas tanpa melewati pintu depan dan ruang keluarga. Karena menurutnya sekarang, Ayah dan Bunda pasti sedang asik mengobrol di ruang tengah yang memang seperti biasanya satu keluarga berkumpul di sana untuk bersantai.

Ceklek

Ruangan yang ada di hadapannya sekarang terlihat begitu sepi dan sunyi. Hanya menyisakan suara hewan-hewan peliharaan si Ayah. Bahkan Bi Endang yang biasanya berlalu lalang di dapur juga tidak ada. Begitupun dengan Pak Maman yang biasanya ngopi atau membersihkan rumput di halaman belakang juga sedari tadi Alesha tak nampak batang hidungnya. Seolah rumah ini hanya dipenghuni oleh Alesha saja rasanya.

Akhirnya Alesha bisa bernapas lega. Karena tak ada satu pun yang mengetahui kalau Alesha pulang telat hari ini. Apalagi hari sudah menjelang maghrib. Kalau sampai Ayah dan Bunda tahu Alesha setelat ini, pasti sudah diomelin habis-habisan. Lalu, Alesha didiemin sampai besok paginya. 

Gadis bersurai gelombang itu pun melangkah pelan masuk ke dalam. Tanpa diduga suara deheman telah menginterupsi dari belakang dirinya. Dan itu seakan membuat jantung Alesha mencelos kaget.

“Dari mana aja? Kok baru pulang?” tanya Bunda Aisya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

“Eh, ada Bunda… ngagetin aja, Bund,” nyengir Alesha.

“Bunda tanya, dari mana, A l e s h a?” Kali ini Alesha seperti berada di kandang macan. Jika sedikit saja berbohong pasti bunda akan murka.

“Hehehe, anu bunda, tadi Alesha mampir dulu ke toko buku. Cari referensi buat tugas Alesha besok,” kata Alesha sambil menggaruk tengkuknya.

Bunda bersedekap dada. Menatap putri bungsunya dengan penuh teka-teki. “Jangan berbohong, Alesha. Bunda tahu kamu jujur atau enggak sama bunda. Mau uang saku sekolah kamu selama sebulan Bunda potong?”

Tuh kan, pasti juga ancaman uang saku yang selalu dijadiin tumbalnya. Batin Alesha.

“I-iya maaf, Bunda. Tadi Alesha pergi nonton sama Azzam,” gugup Alesha setengah mati.

Bunda Aisya menggeleng-gelengkan kepala. “Kenapa kamu nggak ngasih kabar ke Bunda atau Ayah, kalau kamu akan pulang telat?”

Belum juga Alesha menjawabnya, Bunda Aisya sudah memberikan pertanyaan kembali. “Terus Azzam itu siapa, Alesha? Kok kamu nggak pernah cerita sama Bunda kalau punya temen cowok?”

CALON IMAMKU BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang