HI! TBL TBL TBL (TEGA BANGET LOOHHH) SAMA PEMBACA YG BACA TP ENGGA NINGGALIN JEJAKNYA HIKS.. HIKS..
Pls jngn jadi silent reader yaps kawand! Satu aja vote dari kalian tuh sangat berarti buat penulis cerita ini. Comment apapun yg baik biar semangat penulis makin berkobar untuk next part-nya tanpa berlama-lama
SELAMAT MEMBACA💋
•
•
•Setelah sampai di salah satu resto yang ada di daerah Bintaro, mereka pun turun dari mobil. Alesha menghentikan langkahnya ketika ia merasa jika seseorang berjalan mengikutinya dengan santai.
“Lah, kamu ngapain ikut aku?” tanya Alesha pada Azzam.
“Yaa.. nggak pa-pa, kan? Aku antar sampai dalam, apa salahnya?”
Alesha menepuk jidatnya. “Kalau kita ketahuan sama Ayah dan Bunda gimana? Mereka, kan, masih kesal sama kamu gara-gara tadi sore kamu nggak jadi ke rumah dan malah ngirim kolor buat Ayah.”
“Yaudah deh aku pulang. Tapi aku mau satu dari kamu,” ucap Azzam sambil menunjuk sebelah pipinya, dengan maksud memberikan kode pada Alesha. Membuat gadis itu membulatkan matanya.
Biar cepat dan menghemat waktu, Alesha menurutinya. “Yaudah, tapi kamu tutup mata sekarang,” titah Alesha. Cowok itu pun perlahan memejamkan matanya dan menarik napas dalam. Sementara Alesha mulai mendekatkan wajahnya pada cowok itu hingga jarak terkikis.
Belum halal woylahhh
Namun, sesaat sebelum Alesha meluncurkan aksinya, dengan cepat ia tersentak lalu menarik tangan Azzam ke bawah. Karena gadis itu baru saja melihat Ayahnya yang telah keluar dari resto. Alesha dan Azzam pun mengendap-endap untuk turut berjongkok di balik mobil agar tidak ketahuan sang empu.
“Sekarang kamu buruan pulang gih, sebelum Ayah tau kalau kamu di sini,” lirih Alesha panik.
“Tapi tadi kamu belum ci-”
Alesha berdecak. “Besok-besok aja deh kalo udah halal. Sekarang riwayat kamu harus aman dulu dari Ayah. Buruan pergi, Zam,” ucap gadis itu seraya mendorong pelan tangan kekar milik Azzam.
“Alesha!”
Suara berat telah memanggilnya membuat gadis itu seakan mematung di tempat.
Alesha menoleh ke arah sumber suara. Ia mendongakkan kepalanya lalu menatap sosok pria paruh baya yang ada di hadapannya sekarang.
Jantung Alesha sudah berpacu tak karuan menatap sang empu. Ia segera menoleh belakang kembali dengan perasaan panik tapi beruntung karena Azzam sudah tak ada di sana. Alesha memejamkan matanya sesaat lalu menghela napas lega.
“Kamu barusan ngapain, Alesha? Cari tikus?” tanya Ayah Yusuf menggurau.
Alesha tertawa geli. “Eh, Ayah. I-ini tadi cincin Alesha jatuh ke bawah. Jadi Alesha mencarinya.”
Ayah Yusuf menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ayo masuk ke dalam, Bunda sama yang lain udah nungguin kamu dari tadi.”
Alesha mengangguk menurut dengan perintah Ayah. Sebelum Alesha masuk ke dalam resto, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari keberadaan laki-laki yang bersamanya tadi. Lalu dari kejauhan tatapannya terhenti pada seseorang yang sedang melambaikan tangan ke arahnya. Alesha pun memberikan balasan yang sama dengan menyunggingkan senyum lebar.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON IMAMKU BADBOY
Dla nastolatków"Gue minta sama lo. Jaga Alesha. Jagain dia selama 24 jam penuh ketika gue udah gak sanggup lagi bertahan." "Sesuai nama lo, jadilah raga untuk Alesha ketika rapuh. Buat gadis mungil itu selalu tersenyum tanpa beban." ____ "Selamat tinggal Alesha Hu...