BAGIAN 16

82 18 26
                                    

HALOO! BUDAYAKAN FOLLOW AKUN INI DULU SEBELUM BACA YAPS!!

HALOO! BUDAYAKAN FOLLOW AKUN INI DULU SEBELUM BACA YAPS!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

“Ihhhh, ada Kak Azzam tuh.”

“Yang ketuanya Alexander, kan, ya?”

“Hmmm. Samperin yuk. Kita godain dia. Gue udah lama banget, nih, ga nyobain sama yang masih seger-seger gini.”

“Bentar-bentar. Gue pendekin rok dulu, biar nafsunya gede.”

“Gue pake silicon bra dulu deh. Biar ini gue keliatan tembem dan ada isinya.”

Anak-anak Alexander kini berada di salah satu markas. Tempat di mana Wili dan anak buahnya berkumpul. Tempatnya di jalanan sepi dekat dengan gedung usang yang sudah lama tak terpakai.

Sekarang Azzam dan yang lain masih menunggu kedatangan anggota Wondrous. Di sela-sela mereka menunggu, tak lama kemudian beberapa perempuan nakal telah menghampirinya. Terutama mengincar ketua Alexander.

Shut! Shut! Hai ganteng!”

Azzam yang tengah sibuk memainkan ponselnya pun mendongakkan kepala, menatap dengan kedua alis yang terangkat kepada beberapa wanita di depannya. Azzam terlihat eneg sekali memandangi mereka dengan pakaiannya yang kurang bahan.

“Ada urusan sama gue?” tanya Azzam tanpa basa-basi.

“Ihhh. Baru aja nyampe, jangan galak gitu atuh. Pelan-pelan dikit bisa kali, Bwangggg.”

Azzam menatapnya datar dan tajam. Kemudian ia bergumam. “Dasar bitch!”

Azzam merasa terganggu dengan kedatangan empat wanita yang menunjukkan kemolekan lekuk tubuhnya. Beruntung saja nafsu laki-laki itu tidak terlepas, sama sekali ia tak tergoda dengan beberapa bagian tubuh wanita itu yang nampak menonjol.

Karena Azzam tau dan bisa membedakan antara gadis yang masih segel dengan yang sudah menjadi bekas.

“Kita main di sana yuk. Mumpung ada gedung tua, nih. Nanti aku sama kamu main dulu. Setelah itu baru sama temen-temenmu itu. Atau barengan juga nggak masalah. Sensasinya lebih dapet dan enak. Gimana? Gratis, deh, kalo sama aku.”

Azzam memutar bola matanya malas. “Lo gak takut dosa, apa? Cepet tobat, deh. Gak usah kebanyakan gaya. Dosa lo udah numpuk.”

“Iya-iya... setelah main, aku pasti tobat kok. Tapi main dulu yaaa.”

“Dasar bego!” Begitulah Azzam. Tajam, keras dan menusuk jika dihadapkan dengan yang tak disukainya.

“Ih! Kamu kenapa gitu si. Ayo dong main sama kita berempat. Emangnya kamu gak nafsu dengan badan aku ini? Udah banyak yang nyoba loh. Masa kamu gak tertarik juga,” tawar wanita itu semakin menggoda.

“Gue gak suka cewe murahan. Apalagi bekasan.” Azzam mengucapkannya dengan penuh penekanan. Sedikit ia menunjukkan senyum smirknya, seperti meremehkan.

CALON IMAMKU BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang