BAGIAN 5

141 52 1
                                    

[ JANGAN LUPA LETAKKAN STORY CIB DI READING LIST OR PERPUS YAPS! SEKIAN TERIMA GAJI. SALAM DARI BINJAAIIII ]



Malam ini perasaan Alesha seperti dikelilingi ribuan macam bunga yang dihinggapi banyak kupu-kupu. Alesha tak ingin malam ini berlalu begitu cepat. Ia mau menghabiskan waktunya bersama lelaki pujaan tanpa ada yang mematahkan rencana. Karena sebelumnya sudah sebanyak sepuluh kali Alesha selalu gagal kencan. Rasanya memang tidak ditakdirkan untuk berpacaran sebelum halal.

Alesha duduk di sebelah Azzam yang sedang fokus menyetir. Namun, fokusnya perlahan lenyap ketika Alesha mulai bermanja menyandarkan kepalanya ke pundak Azzam sembari bernyanyi-nyanyi kecil.

Azzam menyukai penampilan Alesha malam ini. Sebenarnya hari-hari biasa Azzam juga suka, tapi hanya saja gadis itu jarang memakai dress yang membuat imannya tergoda. Sehingga lambat laun perasaannya menjadi goyah. Ia mulai tergoda. Ingin mencium, memeluk, dan menjadikan dia sebagai wanita miliknya seutuhnya.

“Kita mau ke mana malam ini?” tanya Alesha.

“Tempat biasanya, sayang.”

Mendengar jawabannya Alesha merasa keberatan. Ia menegakkan badannya tak lagi menyandar di pundak laki-laki itu. Alesha paham betul dengan tempat yang dimaksud. Menurutnya clubbing bukanlah tempat yang baik untuk mereka kencan. Namun, kenapa Azzam memilih tempat itu?

Tidak ada alasan selain sudah menjadi kebiasaan. Karena hampir setiap malam Azzam pergi ke sana. Tidak sendirian tapi bersama teman geng satu motornya di sekolah. Azzam juga sudah candu meminum minuman di sana. Walaupun hanya sesenggukan saja tapi tetap memiliki pengaruh buruk untuknya dan sekitar. 

“Kamu tenang aja, sayang. Aku hanya minum dikit kok,” ujar Azzam. Ia merangkul Alesha yang tadinya sedikit menjauh kini menjadi lebih dekat.

“Kalau misalnya aku juga minum gimana?” tanya Alesha sengaja.

Azzam mengernyit menoleh gadis polos itu. “Enggak, sayang. Jangan ikut minum ya, nggak baik untuk kamu.”

“Kalau kamu tau itu nggak baik, tapi kenapa kamu tetap meminumnya, Zam?”

Azzam diam tidak menjawabnya.

“Kalau kamu punya dua pilihan antara aku dengan minuman itu, kamu bakalan pilih siapa?” tanya Alesha.

Azzam tertawa kecil. “Kalau itu nggak usah ditanya. Jelas aku pilih kamu lah. Aku, kan, sayang sama kamu,” ujarnya sedikit membuat hati Alesha menjadi lega.

“Yaudah, kalau gitu kamu tinggalin minuman itu. Nggak usah minum kayak temen-temen yang lain. Dan jangan pernah lagi pergi ke clubbing. Kamu bisa?”

Azzam diam sebentar memikirkannya, lalu ia mengulum senyum dan menganggukkan kepala. “Iya sayang, bisa. Aku usahakan ya.”

Terkadang ucapan tidak sesuai dengan kenyataan. Alesha akui Azzam memang pandai berucap. Untuk itu Alesha akan terus mengawasinya setiap waktu. Perlu diketahui Alesha bukan tipe gadis yang posesif atau terlalu menuntut pasangannya. Ia seperti ini karena menginginkan keadaan cowok itu agar selalu baik-baik saja.

Setelah beberapa menit, mereka saling tertawa kembali. Menjadikan suasana yang tadinya sedikit canggung diantara mereka pun mencair dan berubah menjadi hangat seperti sedia kala. Namun, kekehan kecil mereka berhenti seketika saat Azzam mengerem mendadak pada mobilnya setelah ia merasa ada sebuah benturan yang telah mengenai mobil depannya. Ia seperti menabrak sesuatu di sana. Jantungnya seakan dugem seketika. Alesha dan Azzam saling pandang. Mereka sama-sama tak menyadari siapa yang sudah ditabraknya.

“Azzam aku takut,” ujar Alesha menggenggam sebelah tangan lelaki di sebelahnya.

“Kamu tenang dulu ya. Kayaknya tadi kucing lewat deh, sayang,” ucap Azzam membuat Alesha membelalak sempurna. Karena Alesha pernah mendengar atau membaca cerita jika menabrak kucing, konon katanya ia akan mendapatkan kesialan saat itu juga. Lalu apa ini semua pertanda jika hubungan mereka tidak baik untuk diteruskan? Entah kenapa sampai saat ini Alesha tetap mempercayai mitos-mitos itu.

CALON IMAMKU BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang