WELKAM BEK SETELAH SEKIAN LAMA PURNAMA JYAAAAHH!
****
Sesampainya di uks, Alesha melangkahkan kakinya pelan masuk ke dalam. Gadis itu pun menarik sudut bibirnya, tersenyum samar kala melihat Azzam yang tengah berbaring dengan wajah damai dan tenang.
Indra penciuman milik lelaki itu sangatlah tajam, jadi siapa pun yang mendekatinya sudah pasti ia tau siapa orang itu. Termasuk aroma mint yang kini begitu kentara. Lantas Azzam segera membuka mata lalu memberikan seulas senyum pada seorang gadis mungil yang berjalan mengarahnya. Alesha menggeser sebuah kursi agar lebih dekat di samping brankar, kemudian ia duduk dan memandang lekat wajah lelaki itu.
"Masih sakit ya?" tanya Alesha.
"Kamu kenapa di sini, hm? Jam istirahat udah habis, nggak ikut pelajaran?" tanya balik Azzam dengan suara parau.
"Tadi ijin bentar sama guru. Ntar, habis ini balik lagi. Aku mau mastiin kondisi kamu dulu. Gimana? Belum juga enakan, ya?"
"Aku nggak pa-pa, ini sakitnya ga seberapa kok, kamu nggak perlu khawatir ya, nanti juga sembuh sendiri," ucap Azzam.
Alesha mengangguk, kemudian sorot matanya jatuh pada punggung tangan kanan Azzam yang nampak berdarah, tapi tidak begitu parah dan hanya lecet dibeberapa bagian saja.
"Tangan kamu aku kasih obat merah dulu biar nggak infeksi." Gadis itu beranjak menuju kotak P3K, lalu kembali mendekati Azzam sambil membawa betadine, alcohol, kapas, dan plaster, ia dengan telaten mengobatinya.
"Udah selesai. Sekarang mananya lagi yang sakit? Bilang ke aku sebelum balik lagi ke kelas," ucap Alesha.
"Mau pijitin aku nggak, hm?"
Alesha tersenyum tipis lalu mengangguk. "Iya, apanya yang mau dipijit?"
"Pilih aja mau yang mana? Atas sampai bawah aku suka semuanya."
"Serius, Zam, jangan ngadi-ngadi deh."
"Iya-iya, ini kepala sedikit pusing, pijit aja bagian pelipis pake tangan kamu, ntar bakal cepet sembuhnya," ujar Azzam sembari meraih tangan Alesha.
"Emang gitu?" tanya Alesha mengangkat kedua alisnya.
"WOI WOI! APAAN NIH?" pekik Jamal kelewat kencang. Lelaki itu tiba-tiba saja sudah berdiri di ambang pintu dengan raut wajah tak berdosa.
"Jing, ngagetin gue aja lo, curut!" maki Azzam kesal.
Jamal berdehem panjang. "Lama-lama gue curiga, jangan-jangan lo mau ngelakuin ajeb-ajeb ya di sini sama Alesha? Ngaku lo, bos!" ucapnya memandang Azzam dengan mata menyipit berusaha menelisik.
Sebaliknya, Azzam hanya diam dan menatapnya datar, ia hanya malas menggubris Jamal yang akhlakless itu.
"Gue cuman mau ngasih tau aja, kata pak ustadz gue, kalo berduaan lama-lama, bakal ada orang ketiga alias SYAITONNIRROJIM," peringat Jamal menekankan kata 'Syaiton' dengan bibir yang sengaja dimonyong-monyongin.
"Lo setannya!" singkat Azzam.
"Loh, kok gue?"
"Iya lo lah, masa Alesha? Udah, cabut sono. Gue gibeng dari sini, ya, lo lama-lama." Merasa dibuat jengkel, Azzam mengambil asal sebuah benda dari atas nakas lalu ia angkat ke atas. Namun, sebelum berhasil melayangkannya, Jamal sudah lebih dulu terbirit-birit pergi dari sana.
"Gue bilangin ke guru kalo lo bolos, Zam. BWAHAHA." Suara lantang milik Jamal masih terdengar jelas dan keras dari dalam UKS.
"Dasar setan."
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON IMAMKU BADBOY
Teen Fiction"Gue minta sama lo. Jaga Alesha. Jagain dia selama 24 jam penuh ketika gue udah gak sanggup lagi bertahan." "Sesuai nama lo, jadilah raga untuk Alesha ketika rapuh. Buat gadis mungil itu selalu tersenyum tanpa beban." ____ "Selamat tinggal Alesha Hu...