BAGIAN 19

82 20 5
                                    

SEPERTI BIASANYA SEBELUM BACA DIMOHON UNTUK FOLLOW AKUN INI DULU! BIAR AK SEMANGAT NULISNYA🙏

LETAKKAN STORY CIB DI READING LIST OR PERPUS YAPS!❤

PART INI LUMAYAN PANJANG BET. TP DIJAMIN SERU SIH💋💋

****

Seperti pagi hari biasanya, seorang gadis sudah lengkap memakai seragam putih abu-abu dengan menenteng tas ransel di tangan kanannya, dan yang kiri membawa beberapa buku besar. Biasalah, tas Alesha punya itu kecil, jadi tidak muat.

Kini gadis itu sedang melangkahkan kaki mungilnya menuruni anak tangga dengan wajah sumringah. Karena berangkat sekolah dengan hati senang adalah favoritnya. Semua murid pasti juga begini. Iya, kan? Jujur aja deh.

Tepat di anak tangga terakhir, langkah Alesha terhenti sesaat pandangannya mendapati beberapa orang yang sedang berkerumun di ruang keluarga. Mereka terlihat begitu happy. Namun, sepertinya ada orang asing di sana. Ia memincingkan mata lalu dengan cepat senyumnya mengembang begitu saja.

"Kak Wawaaa?" pekik Alesha terkejut karena kedatangan kakaknya dari London. Namanya Wardah Zakia Azzahra. Biasa dipanggil Wawa oleh keluarganya. Ia merupakan putri sulung dari Ayah Yusuf dan Bunda Aisya. Wardah sudah menikah dan diboyong langsung oleh suaminya di London. Jadi hanya satu kali dalam setahun ia bisa pulang kembali ke Jakarta.

Alesha segera berlari dan menghamburkan pelukan erat pada Wardah. Ia sangat merindukannya. Sudah lama juga Alesha tak memalak duit kakaknya itu. Maklum namanya juga adik akhlakless.

"Kakak kapan pulangnya? Kok nggak ngabarin Shasa dulu, ih." Shasa adalah nama panggilannya Alesha. Jadi perlu diketahui jika di keluarga Yusuf ini memang sudah memiliki nama panggilan khusus. Katanya biar gampang pas manggil.

"Tadi setelah subuh, sayang. Kamu, sih, masih ngebo di kamar. Ngorok pula. Kenapa? Kangen ya?" tanya Wardah melirik gadis mungil di hadapannya. Ya, benar saja jika Wardah memiliki postur tubuh bak model. Tinggi, putih, dan langsing. Kalah jauh kalau disandingkan dengan adiknya. Namun, jangan tanya soal kecantikan dan kelembutan. Karena kedua itu Alesha lah yang lebih menguasainya.

"Enggak," cetus Alesha bersedekap dada. "Ya, kangen, lah. Ish, pake ditanya lagi. Satu tahun udah nggak jumpa, loh. Duit mana duit? Hehehe."

"Dari dulu tetep aja mata duitan lu, salim dulu sana sama Abang iparmu," ucap Wardah yang diangguki siap oleh Alesha.

Yes, waktunya malak duitnya Abang ipar. Abangggg Abdarrrr!! Alesha comingggg! Yuhuuu

"Haloo Abang ipar terganteng, hehehe," sapa Alesha menyengir. Abdar sudah apal betul dengan modelan yang seperti ini.

"Hmm, apa? Pasti ada maunya, nih."

"Iya dong, Bang Abdar bawa apa hari ini?"

Abdar lalu meraih sebuah kotak yang ada di atas meja besar lalu mengayunkan tangannya pada Alesha. "Nih, spesial buat adik terlaknat," ucapnya yang kemudian Bunda Aisya langsung memberikan tatapan garang dengan sedikit senyuman tipis. "Eh, maksud Abdar adik tersayang," ralatnya terkekeh kecil.

"Waahhhh, gift box. Hmm, apa ya kira-kira isinya?"

Abdar memutar bola mata malas. "Yang pasti bukan celana dalem lo."

Menantu satu ini memang punya humor yang tinggi. Jadi dimohon maklum kalau rada sengklek.

Tanpa membuang waktu lagi, Alesha segera membuka pita merah yang membungkus hadiah itu. Senyum di bibirnya pun terukir indah. "Wahhh, banyak banget hadiah buat Shasa," ucapnya girang.

CALON IMAMKU BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang