BAGIAN 8

101 39 6
                                    

[ FOLLOW DULU YA BIAR TDK KETINGGALAN SETIAP SAYA UPDATE CERITA CIB TERIMA KASIH👄 ]

[ DIMOHON JANGAN JADI PEMBACA GELAP. KARENA SATU VOTE DARI KALIAN SANGAT BERARTI BAGI PENULIS CERITA INI UNTUK MEMBERIKAN SEBUAH APRESIASI🙏 ]


“Assalamualaikum, selamat pagi, Om,” sapa Raga salim tangan Ayah Yusuf.

“Waalaikumussalam warahmatullah, sudah siap, Raga?”

Raga tersenyum mengangguk. “Saya siap, jika Alesha juga siap, Om,” jawabnya sekilas mencuri pandang ke Alesha.

Mendengarnya membuat Alesha ingin mencabik-cabik dan menyumpal mulutnya. “Tapi, Yah, Alesha bisa berangkat sendiri. Nggak perlu sama dia,” bisik Alesha.

Ayah Yusuf hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan seolah menandakan bahwa tidak ada penolakan.

“Berangkat sekarang, Alesha?” tanya Raga tersenyum simpul.

“Tahun depan!” cetus Alesha. Tanpa mempedulikan Raga, Alesha lebih dulu melenggang pergi menuju mobil.

Biarpun galak, Raga tetap menyukainya. Ia seperti tertantang ingin meluluhkan hati Alesha. “Kalau begitu, saya izin mengantarkan Alesha ke sekolah, Om.”

Ayah Yusuf mengangguk seraya mengusap pelan pundak Raga. Ayah sudah menaruh kepercayaan pada pria itu. Oleh karenanya, ia yakin jika Raga adalah pria yang tepat untuk menjadi calon suami Alesha nanti.

Baru saja membuka pintu mobil, Raga sudah dihadapkan pada gadis yang melayangkan tatapannya dengan tajam dan dingin. Rasanya seperti uji nyali saja bersamanya.

“Lelet banget sih jadi cowok! Pantat gue pegel nih duduk lama-lama di sini,” omel Alesha.

Raga tersenyum tipis. “Iya, aku minta maaf ya, Alesha.”

Sementara Alesha memutar bola mata malas lalu menirukan ucapan cowok itu dengan mulutnya yang berkomat-kamit. Sungguh bertambah kesal saja melihat wajah tampannya. Eh, tampan? Tidak, Alesha hanya memujinya saja.

“Lo jangan GR, gue duduk di sini bukan karena gue mau duduk di sebelah lo. Hanya saja gue-” belum selesai mengomel, Raga sudah memotong pembicaraannya.

“Iya saya tau, karena kamu takut duduk sendiri, kan?”

Alesha diam dengan dahi mengerut menandakan sedang berpikir keras. Dari mana pria itu tahu tentang phobianya selama ini? Pasalnya Alesha hanya bercerita pada keluarga dan teman dekatnya saja.

Detik kemudian, lamunannya hanyut setelah menyadari bahwa Raga telah mendekatinya. Entah apa yang akan dilakukannya berhasil membuat Alesha gugup tak karuan.

“Lo mau apa?” beo Alesha.

Raga semakin mencondongkan tubuhnya lalu menarik sabuk pengaman dan memasangkannya untuk Alesha. Rupanya pria itu hanya ingin membuat Alesha salah tingkah doang?

“Pakai sabuk pengamannya dulu biar aman di jalan,” ujar Raga yang terdengar begitu lembut memberi perhatiannya pada Alesha.

Raga menatap singkat gadis itu kemudian kembali duduk ke posisi semula dengan senyum yang ia tahan saat melihat rona merah yang menjalar di pipi Alesha.

Bisa-bisanya dia membuat Aleha gugup setengah mati. Dengan cepat Alesha menormalkan mimik wajahnya agar tidak terlihat salah tingkah di hadapannya.

“Ternyata bener ya apa kata orang-orang. Kalau manusia itu terlalu gengsi untuk mengucapkan dua kata yang sederhana. Yang pertama minta maaf, dan kedua terima kasih,” ujar Raga.

CALON IMAMKU BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang