Q

960 137 15
                                    

















































Hari-hari berlalu, satu minggu semesteran sudah terlewati, kini Leesa lebih memiliki banyak waktu luang dan bersiap akan pindahannya bersama mbak istri di rumah baru.

Leesa nampak sibuk mengecek beberapa barangnya yang sudah tertata rapi di beberapa koper dan kotak yang akan mereka bawa pindah ke rumah baru.

Ponselnya tiba-tiba berdering, "Iya, halo?"

"Dimana?"

"Ya di rumah, memang kenapa?"

"Ini kak Chu badmood mulu, capek saya ngeladenin. Mama papa gak di rumah juga,"

"Kan aku sudah bilang, dia memang mood nya naik turun belakangan ini. Elu saja yang ngotot pengen bawa pulang karena kangen main bareng,"

"Ya kirain cuma ngomel kayak biasa, ternyata lebih mengerikan ya wak..." keluh Sean.

"Baiklah, aku segera jemput." Leesa menutup teleponnya dan bersiap.

Istrinya memang di gondol Sean tadi pagi waktu sunmori, Sean bilang kangen main dengan kakaknya itu dan pengen bawa pulang untuk ajak main seperti dulu waktu sebelum menikah. Sean memang tipikal adek yang bucin ke kakaknya karena kedua orang tuanya yang sama-sama orang sibuk, jadi tempat dia untuk bermanja-manja memang lebih ke Sooya, bahkan sampai sekarang meskipun sudah punya ayank.

***

Leesa kini sudah dalam perjalanan ke rumah mertuanya untuk menjemput mbak istri, setelah kurang lebih tiga puluh menit akhirnya sampai.

Ting...tong!

"Assalamualaikum!" Panggil Leesa.

"Waalaikumsalam..." terlihat Sean yang buka pintu.

"Bebeb ku mana?" Tanya Leesa sembari mengikuti Sean masuk rumah.

"Sudah tidur di kamarnya, tadi dia cerewet sekali dan dikit-dikit marah tidak jelas. Masa iya dia minta aku rol depan dan belakang keliling rumah sebanyak tujuh putaran, katanya itu dedeknya yang minta," dumel Sean.

Leesa nampak menahan tawanya, "Kan aku sudah bilang, dia memang sering minta aneh-aneh belakangan ini. Dia minta aku makan kulit duren dan paku goreng krispi juga kemarin,"

"Gila! Dikira kita Limbad kali ya?"

Keduanya sama-sama tertawa.

"Mingguan di rumah aja btw?" Tanya Leesa sembari nyemil kacang di toples.

"Bebeb Jubran lagi manggung ke acara kelulusan kampus apa... gitu lupa aku, makanya tadi aku sunmori juga sendiri tidak ada yang ku bonceng,"

"Hati-hati, Cong... bini lu calon-calon biduan bahenol inceran om-om DPR. Cewek geblek dan polos kayak Jennie memang jarang selingkuh, tapi cenderung gampang juga di manfaatkan orang-orang di luar sana, apalagi sugar Daddy kayak om Houtman Prancis,"

"Ah lu mah... Jadi kepikiran kan!" Sean jadi takut-takut, ia langsung cek ponselnya untuk ngestalk Ig Jennie.

Terlihat Sooya yang baru turun dari tangga dengan rambutnya yang masih amburadul dan muka bantal.

"Mas suami!!!" Teriak Sooya.

"Apa beb!" Jawab Leesa terkaget dan menoleh ke Sooya.

"Pengen seblak!!" Teriak Sooya.

Leesa dan Sean menutupi kuping mereka yang dengung karena teriakan Sooya, Leesa berjalan mendekat, "Ya jangan teriak-teriak juga dong, beb... Iya... iya aku belikan sekarang, mau yang pedas atau gak?" Ucap Leesa sembari merapikan rambut panjang istrinya yang masih mekar bak singa.

The Young Marriage (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang