Y

1.1K 143 9
                                    




























































Waktu berlalu, Sooya semakin sibuk dengan kuliahnya yang mulai memasuki semester lima dan sering melakukan praktek dan bolak-balik ke rumah sakit yang bekerja sama dengan universitas kedokteran nya, hingga membuat hubungan nya dengan Icang yang semakin dekat, apalagi cogan itu juga sering membantunya belajar dan sebagainya.

Namun tetap saja, hubungan mereka tak kunjung maju, padahal Icang sudah sering bolak-balik main ke rumah kedua orang tuanya juga dan bahkan sering menjadi teman mengobrol dan teman bermain biliar papa Hemma, tapi memang dasar Sooya adalah gadis yang tidak berperikemanusiaan, sudah di beri kode sekeras itu, namun perasaan Icang padanya tak kunjung terbalaskan. Icang juga yang keras kepala tak kunjung menyerah.

Hari ini kebetulan kuliah Sooya pulang lebih awal, waktu baru menunjukkan pukul sebelas siang, sepulang kuliah, Sooya langsung nampak langsung menuju ke tempat dimana keluarga nya sudah menunggu.

Begitu sampai, Sooya langsung memarkirkan mobilnya dan melihat sekeliling untuk mencari kedua orang tua dan adiknya, setelah kira-kira lima menit berkeliling akhirnya ketemu.

"Kak Chu! Sini-sini!" Panggil Sean dengan semangat, anak itu nampak sudah memotong pendek rambutnya dan nampak gagah mengenakan seragam militernya, ada kedua orang tuanya bahkan juga Jennie disana, yang mengantar Sean untuk mulai sekolah militer dan akan tinggal di asrama.

Sooya mendekat sembari membawa sebuah paper bag dan sebuah bantal berkarakter kepala tupai untuk ia berikan ke adiknya, sebagai hadiah saat anak itu mulai tinggal di asrama nanti.

"Ini... Kamu harus berusaha keras agar cepat naik pangkat, kakak akan merindukanmu Sean..." Sooya memeluk erat adiknya itu yang kini bahkan lebih bongsor darinya.

"Makasih kak... Aku akan berlatih giat." jawab Sean.

Mereka bercengkrama lumayan lama sebelum upacara penerimaan di mulai, Sooya juga bisa melihat beberapa teman SMA Sean yang juga sekolah militer seperti Tetet, Wowo hingga Jae.

"Kak Chu apa kabar?" Tanya Joy, dia juga hadir untuk menemani pacarnya yang juga sekolah militer disana.

"Baik, ku kira kamu akan sekolah militer juga, kau kan tinggi."

"Ah... Aku tidak mau panas-panasan, nanti kulitku yang mulus ini jadi kering dan kusam. Aku memilih kursus kecantikan dan akan membuka salon nanti,"

"Hahaha... Semangat Joy."

"Oh ya kak Chu..." Joy melihat ke arah dimana semua anggota militer sudah berbaris untuk upacara termasuk pacarnya, "Ini... Tetet yang menitipkan nya padaku untuk di berikan padamu," Joy memberi Sooya sebuah amplop berisi surat.

"Dari siapa?"

"Kak chu buka dan baca saja nanti,"

Sooya hanya heran melihat ke surat itu, kebetulan upacara penerimaan murid kemiliteran baru telah usai, rombongan mulai bubar satu persatu dan berlari ke arah keluarga masing-masing untuk pamitan termasuk Sean yang mulai memeluk satu persatu kedua orang tuanya, Jennie pacarnya yang sudah mewek tak karuan karena belum siap LDR, dan terakhir kakaknya.

"Kak Chu akan baik-baik saja kan aku tinggal?"

Sooya menggeleng, "Tentu saja tidak, aku akan lebih di kekang nanti sama mama papa karena jadi anak tunggal selama kau tinggal di asrama,"

Semuanya tertawa mendengar ucapan Sooya itu, "Hahahah sabar ya kak Chu..."

"Baiklah semuanya, aku harus segera masuk ke asrama karena absen juga akan di mulai sebentar lagi. Mama papa, terimakasih karena selalu mendukung dan mendoakan aku untuk bisa masuk sekolah ini, kak Chu juga aku akan kangen karena tak ada lagi teman berantem nantinya. Dan Jennie..." Sean menaruh kedua tangannya di pundak Jennie yang masih sesenggukan, "Selama aku tinggal, please don't be in love with someone else... Please don't have somebody waiting on you." ucap Sean dengan tatapan ketulusannya dan mengecup kening Jennie dengan sayang.

The Young Marriage (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang