Sepanjang perjalanan sunmori, Sooya dan Leesa terus diam-diam saling memperhatikan, meskipun kadang motor yang mereka naiki saling mendahului atau mungkin tertinggal di belakang.
Lebih tepatnya Leesa yang selalu berusaha mendekat ke motor yang Sean naiki dimana istrinya eh... Dimana Sooya di bonceng. Meskipun Sakura juga beberapa kali mengajaknya mengobrol, tetap saja fokus Leesa terus ke Sooya meskipun gadis cantik itu cenderung sembunyi dan pura-pura tak melihatnya.
Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi, rombongan sunmori mulai bubar dan hanya tersisa beberapa yang masih nongkrong dan mengobrol di sekitar area berkumpul mereka, Sean juga masih asik makan cilok bersama Jennie dan yang lain, dan Sooya juga tengah berjalan ke toilet sembari menunggu adiknya selesai pacaran.
Begitu keluar dari toilet, Sooya tidak sengaja berpapasan dengan seseorang, itu adalah Sakura, keduanya nampak terkejut karena tau satu sama lain, Sakura juga masih ingat seberapa bucinnya Leesa ke Sooya pada masanya saat itu.
"Hai... Kita bertemu disini?" Tanya canggung Sooya.
"Iya, kak Sooya apa kabar?" Tanya balik Sakura.
"Baik kok, kamu juga, kan?"
"Begitulah."
"Kalau begitu aku permisi." Sooya langsung melangkah pergi dari sana dan hendak berjalan ke arah geng nya.
Sebelum itu, Sooya nampak membeli minuman karena tenggorokannya yang tiba-tiba kemarau. Seseorang berjalan mendekat hendak membayar tagihan bensinnya, "Ini uangnya mang." ujarnya.
Sooya menoleh ke belakangnya saat merasa kenal dengan suara itu. Sosok yang sempat mengisi hari-hari nya di masa lalu, bahkan juga meninggalkan luka yang masih terpendam deru di dadanya.
Mata mereka bertemu dengan jarak hanya dua meter jauhnya, Leesa terhenti, dan membalas tatapan mata gadis itu yang melihatnya kaget tapi juga bingung harus bersikap bagaimana satu sama lain.
Berujung keduanya saling canggung tidak membuka suara, Sooya kembali sibuk dengan mesin minuman nya, sedangkan Leesa masih sibuk menunggu kembalian uang nya di warung itu sembari sesekali melirik ke Sooya.
Sooya menekan-nekan tombol kecil di mesin, namun sebotol jus yang ia pesan tak kunjung keluar, padahal koinnya sudah masuk. Sooya yang kesal hanya menekan-nekan tombol dan kembali merogoh ke dalam mesin, tapi minumannya belum kunjung keluar.
Sooya kembali berdiri dan menatap kesal ke mesin itu, Leesa mendekat dan...
Brukkkk!
Sekali tendang dengan cukup kuat, terdengar suara botol minuman yang terjatuh dari dalam mesin itu, Leesa mengambil dan memberikannya ke Sooya, "Ini..."
Sooya melihatnya dengan canggung dan mengambil sebotol jus itu dari tangan Leesa, "Thanks." singkatnya lalu berjalan pergi dari sana.
Leesa masih melihat ke punggung gadis itu yang berjalan semakin jauh darinya berada, dadanya kembali berdebar kencang dan terasa nyeri karena rindunya yang tertahan, Leesa melihat ke tangannya yang baru saja bersentuhan dengan Sooya setelah satu tahun, semenjak ia menyakiti gadis itu karena kepergian calon anak mereka untuk selamanya.
Leesa masih mematung berdiri di tempatnya melihat ke telapak tangan nya, seseorang tiba-tiba menggenggam tangan itu, dia adalah kekasihnya saat ini yakni Sakura.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya gadis itu.
"Iya, sudah kan di toilet nya? Pulang yuk?" Ajak Leesa.
"Langsung pulang? Kirain mau nongkrong dulu dengan yang lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Marriage (End)
FanfictionBagaimana kisah antara Leesa dan Sooya yang terpaksa menikah muda demi wasiat?