Note : Time Skip.
Komplek perumahan klan Uchiha terlihat lengang. Meskipun matahari pagi mulai menyapa, tak tampak kesibukan yang berarti di komplek perumahan salah satu klan tersohor di Konoha itu.
"Aku bilang kembalikan!" Teriak seorang bocah laki-laki berambut hitam jabrik. Ia menatap tajam sepasang onyx di hadapannya.
"Berani sekali kau memerintah yang lebih tua darimu, Ryo." Sahut seorang bocah laki-laki lain yang mempunyai paras serupa dengan bocah laki-laki yang sedang menatapnya tajam.
"Bodo amat dengan siapa yang lebih tua! Kau hanya terlahir satu menit lebih cepat dariku, Ryu!" Seru Ryo, masih dengan tatapan tajamnya. Bocah laki-laki berumur tujuh tahun itu menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Berusaha menahan emosi terhadap saudara kembarnya yang tengah menggenggam sesuatu yang menjadi alasan pertengkaran mereka pagi ini.
"Aku tidak ingin beradu mulut denganmu pagi ini. Kembalikan!" Ulangnya dengan nada yang dibuat sesabar mungkin.
Ryu, si kembar Uchiha yang terlebih dulu lahir dari adik kembarnya itu hanya memasang seringai jahil khasnya. Ia melirik sebuah amplop kecil di genggamannya. Ia sudah membuka amplop itu, hendak membaca surat yang ada di dalamnya namun tertahan saat tangan Ryo berusaha merebut amplop itu.
"Kenapa? Aku hanya ingin tahu apa yang ditulis oleh orang yang kau suka dalam surat ini. Kenapa kau pelit sekali?"
"Ryu!" Seru Ryo. Dan terjadilah peristiwa rebut dan hindar di antara keduanya.
"Ryuu-kun! Ryou-kun! Sarapan sudah siap. Ayo turun!" Teriak sang ibu dari lantai bawah yang memerintahkan mereka untuk segera turun ke ruang makan.
"Mama,Kami akan segera turun," Sahut Ryu dengan suara yang agak keras. Seringai jahil khasnya masih setia menghiasi wajah bocah tampan itu.
Ryo berhenti merebut amplop itu dan terlihat berpikir sejenak, ia kemudian tersenyum tipis. "Kau akan menyesal mencari masalah denganku hari ini, Ryu," Ujarnya.
Sedetik kemudian Ryo mendekat ke arah Ryu, berusaha mencengkeram tangan kirinya dan mengambil amplop itu dari tangan kanannya. Ryu tentu saja berhasil menghindar dengan cepat dari serangan mendadak Ryouyang kemudian sedikit terjungkal ke depan.
Melihat Ryo yang sedikit terjungkal di belakang punggungnya membuat Ryu tertawa.
"Aku menang, Ryu." Ryosuke lalu menerjang Ryuzaki dari belakang dan memegang lengan kanan Ryu.
Seketika tangan kanan Ryu terkulai begitu saja dan Ryo dengan mudahnya mengambil amplop kecil itu dari tangan Ryu. Setelah itu ia keluar kamar dan bergegas menuju ruang makan.
"Ryo! Apa yang kau lakukan pada tangan kananku!" Teriak Ryu yang tak diindahkan oleh Ryo. Ia lalu menyusul Ryo turun ke ruang makan sembari meringis karena tidak bisa merasakan tangan kanannya.
"Ohayou~ Mama, Papa .." Ryo menyapa. Wajahnya terlihat sangat senang.
"Hm Ohayou sayang," Gumam Obito. Ia terlihat tengah sibuk dengan beberapa gulungan kertas yang berisi laporan misi.
"Ohayou, Ryo-kun," Sahut Rin. "Di mana Ryu-kun? Kenapa dia belum turun? Jangan bilang kalau hari ini kalian berkelahi lagi?"
"Dia masih di atas, Mama. Sebentar lagi mungkin turun," Sahut Ryo sambil mendekat ke arah meja makan. Namun langkahnya terhenti saat mendengar namanya dipanggil.
"Ryo! Apa yang kau lakukan pada tangan kananku!" Ryu berkata dengan amarah yang sudah tidak bisa dibendungnya lagi. Ia lalu mencengkeram tangan kanan adik kembarnya dengan tangan kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate { Obito X Rin }
FanfictionWanita itu, lebih suka menyibukkan dirinya sebagai ninja medis dari pada berada di sini, di tengah orang-orang yang putus asa. Nohara Rin yang putus asa untuk melepaskan diri dari cintanya karena Hatake Kakashi menikah dengan orang lain. "𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯...