Note : Author kangen banget sama cerita ini ..
Nohara Rin merenggangkan otot tangan dan lehernya. Jam sebelas malam, waktunya untuk istirahat sebenarnya. Tapi Rin memilih untuk berdiam diri diatas kasur sambil mengawasi pria disampingnya.
Wanita itu melirik suaminya yang nampak masih sibuk dengan beberapa gulungan dari hokage yang menumpuk lebih-lebih rambut hitam Obito sudah terlihat acak-acakan akibat sudah berkali-kali disisir dengan jari.
"Kenapa melihatku seperti itu, sayang?"
Rin mengatupkan bibirnya yang sempat terbuka. Astaga, kenapa pula Obito harus menangkapnya basah sedang menatap seperti itu? Nanti lelaki itu akan berpikiran yang tidak-
"Kau menungguku? Kenapa tidak langsung tidur saja?" Obito tertawa kecil melihat wajah Rin yang memerah. Wanita itu terlihat ingin menyangkalnya, namun tak ada satupun yang keluar dari bibirnya.
"Aku tidak keberatan kalau kau menginginkan suamimu ini. Lagipula, pekerjaan ku sudah usai." Pria itu menutup gulungan. Obito lalu meletakkannya di lemari dan duduk kembali di atas ranjang sembari mengawasi Rin yang masih membeku, yang wajahnya semerah stroberi.
"Ryo dan Ryu pasti sudah tidur. Lagipula, bukankah katanya kau mau menambah satu lagi anak perempuan?"
Aku?
Bukannya Obito yang menginginkan satu lagi untuk menemani Rie? Sebenarnya bukan masalah untuk Rin tapi Rin sudah terlanjur pasrah karena sikap anak-anaknya yang selalu berbuat ulah. Keinginan itu ditepisnya jauh-jauh.
Rin menepis telunjuk Obito ketika lelaki itu mulai mendekat ke bibirnya. Ia berpaling, mencoba memberi penolakan halus.
"Obito, jangan..."
"Kau tidak merasa kasihan pada anak kita?" Tanya pria itu melayangkan sebuah protes.
"Apa anak tiga belum cukup?" Rin bertanya balik dengan nada sedikit meninggi. Ia juga melayangkan protes. Pipinya memerah apalagi saat Obito membaringkan tubuhnya secara perlahan.
"Sayang, itu sangat ganjil. Satu lagi supaya genap. Lagipula rumah kita akan ramai oleh suara bocah-bocah.. Dan kenapa kau tidak mau tidur dulu tadi? Menginginkan suamimu kan?"
"T-tidak!" Rin berkilah tidak setuju.
Selang berapa detik kemudian, Obito menenggelamkan hidungnya pada leher istrinya. Pria itu mengesap aroma Rin seperti sedang membaui aroma makanan kesukaannya."Obito... ah, geli.." Wanita itu mulai berusaha melepaskan diri. "K-kau monster!"
Onyx Obito memancarkan kebanggaan, ia suka saat Rin meneriakinya monster. Entah kenapa, mungkin terdengar imut di telinga Obito, karena ia akan menjadi monster besar yang akan memangsa wanita mungil dihadapannya. Tapi ia tetap menurut akan keinginan Rin, jika Rin belum mau hamil, Obito akan bermain hati-hati.
Our Fate
•
"Ryo, hentikan latihanmu. Kaa-san akan mengomel jika kau bangun kesiangan besok."
Ryuzaki memperhatikan gerak-gerik Ryosuke dari futon, saudara kembarnya yang sedang berkutat dengan beberapa gulungan dengan serius.
"Baiklah, terserah kau saja. Sebagai saudaranya yang baik aku mengingatkanmu. Sampai jumpa, aku mau tidur. Selamat mendapatkan omelan Kaa-san besok." Ucap Ryu yang langsung meraih selimut untuk membungkus tubuhnya hingga dagu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate { Obito X Rin }
FanficWanita itu, lebih suka menyibukkan dirinya sebagai ninja medis dari pada berada di sini, di tengah orang-orang yang putus asa. Nohara Rin yang putus asa untuk melepaskan diri dari cintanya karena Hatake Kakashi menikah dengan orang lain. "𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯...