Chapter 21

419 33 13
                                    





Hari demi hari berlalu. Obito selalu menuruti permintaan istrinya, bila wanita tersebut memintanya apapun itu, seperti sekarang, Rin memintanya untuk bernyanyi, Obito akan bernyanyi dengan penuh semangat dan Rin sebagai penonton akan bertepuk tangan dengan gembira.

Laki laki itu pun menelan semua rasa malunya. Rin kembali bertepuk tangan dan berkata "Sekali lagi.. kali ini.. dari belakang..."

Setelah menarik napas satu kali, Obito akan kembali bernyanyi lagu itu lagi, dengan suara seadanya. Setelah ini, Obito berpikir jika semua ini akan berakhir tetapi mendadak istrinya itu memintanya untuk menyanyikan lagu anak anak.

"Aku capek, Rin." Desah Obito,

"Tapi, anak kita ingin kau bernyanyi lagu anak-anak." Ucapnya sambil menunjuk baby yang ada didalam perutnya.

Dengan helaan nafas, Obito kembali bernyanyi lagu anak-anak. Suaranya memang biasa saja, bahkan cenderung tidak bisa bernyanyi dan jelek. Namun entah apa yang membuat suara pria itu sangat merdu di telinga Rin. Mungkin karena efek kehamilannya.

Setelah itu, Rin membaringkan tubuhnya di atas kasur. Membuat Obito ikut terbaring dan tidur disebelahnya dan mereka tidur. Akan tetapi tiba tiba saja Rin terbangun tengah malam. Dibulan terakhir kehamilannya, wanita itu jadi lebih sering pergi ke kamar mandi di malam hari.

Pernah sebelumnya, Rin ingin pergi ke kamar mandi di malam hari dan tidak tega membangunkan Obito. Akhirnya ia memutuskan untuk bangun dan pergi sendiri, namun saat itu tiba tiba saja ia hampir jatuh.

Mengetahui kejadian tersebut, Obito mengancam dan memarahi Rin habis habisan jika ia tidak membangunkannya saat ingin pergi ke kamar mandi di malam hari. Setelah itu, setiap malam dengan mata yang masih mengantuk, Rin akan selalu membangunkan Obito dan memintanya untuk membantunya ke kamar mandi.

Laki laki itu tidak pernah sekalipun menganggap hal itu mengganggunya.

"Ada apa? Mau ku gendong?"

"Bukan, kakiku kram. Aduh.."

Obito seketika menggendong Rin lalu mulai memijat kaki istrinya itu. Obito baru saja mengetahui bahwa seorang ibu hamil akan sering terbangun di malam hari dan juga mudah mengalami kram.

"Bagaimana ? Masih sakit ?"

"Sudah agak baikan. Eh ? Apa ini ?" Tanyanya merasa celananya basah.

"Kenapa? Ada apa ?" Obito bertanya balik. Menyernyit heran melihat Rin.

"Sepertinya aku buang air kecil di celana. Bagaimana ini!"

"Tak apa apa, kan ? Hal seperti ini kan bisa saja terjadi. Nah, sini biar kubersihkan."

"Tidak, tidak." Rin menolak, merasa malu. "Aku bisa melakukannya sendiri."

Obito sadar bahwa Rin yang kini badannya terasa sangat berat dan kepayahan. Pria itu dengan hati-hati menggendong Rin untuk pergi ke kamar mandi, membantunya membersihkan diri.

Setiap pulang kerja, ia akan membawakan buah-buahan segar untuk istrinya dan berbicara dengan perut Rin sambil terus mengusapnya.

Dokter Shizune mengatakan bahwa anak mereka kembar, Obito girang bukan main ketika mendengar fakta bahwa ia akan menerima dua orang putra sekaligus. Jadi, itulah sebabnya perut Rin terlihat lebih besar seperti bola.

Rin akan bermanja-manja dengan Obito meski saat pria itu sedang latihan di halaman rumah.

Berkali kali kemanjaan Rin terkadang menjadi masalah bagi Obito, pernah beberapa kali ia bertengkar dengan seorang Nyonya di Supermaket karena berebut kue kesukaan Rin, akhirnya Obito harus membayar 3x lipat dari harga yang ditawarkan.

Our Fate { Obito X Rin }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang