Chapter 27 END

575 29 32
                                    





Warning: 18+

Halo para readers! Author memutuskan bakal lanjut. Kemarin sempet stuck dan Author tamatkan. Tapi sementara aja ya, karena Ending-nya nggak banget.

Oke, Happy Reading! Jangan lupa vote dan komen nya!




Ryosuke dan Ryuzaki baru saja menyelesaikan mandi pagi mereka setelah sarapan. Kedua anak itu selalu suka menghabiskan waktu dalam air sehingga tidak peduli ketika sang ayah berteriak jika waktu mandi sudah habis.

Ryosuke tidak terlalu memperdulikan sang ayah. Katanya, sang ayah hanya pembajak laut yang mau mengambil seluruh keuntungan dari kapal dan membuat kerusuhan.

"Ryu, putar haluan ke kanan! Ada kapal bajak laut mendekat!" Dengan tubuh polos dan kunai yang ia beli minggu lalu, Ryosuke berkomando dan disambut anggukan mantab oleh Ryuzaki. "Semuanya merapat ke sebelah kanan! Jangan sampai para pembajak laut menguasai kapal ki-Hah?"

Dua mata itu mendongak ke atas ketika kunai yang di bawa berpindah tangan pada sosok tinggi yang sedang menggeleng-gelengkan kepala.

"Kapten! Itu bukan pembajak laut! Itu monster!" teriak Ryosuke. "Kita tidak boleh takut! Aku akan melindungimu ketika kapten memusnahkan monster lautnya!"

"Mandi. Bukan bermain bajak laut."

"Bajak laut itu seru!" Ryu masih bersikukuh dengan pendapatnya sedang Obito mulai ambil tindakan. Tubuh si kapten mulai di bilas dengan sabun dan rambutnya turut diberi shampo hingga menimbulkan busa harum.

"Seru apanya kalau Tousan jadi monster?" gerutu Ryo.

"Mana ada monster setampan Tousan?"

"Ryu selalu dengar setiap malam Tousan dipanggil monster oleh Kaasan."

"K-kapan?" Obito terkaget-kaget.

"Kemarin? Ah pokoknya kita pernah dengar Kaasan berteriak jika Tousan itu monster dan kita juga dengar Kaasan menjerit."

Anak-anak, mereka terlalu suci untuk melakukan suatu kebohongan. Apa yang mereka dengar dan mereka lihat akan dijabarkan secara gamblang jika ada yang bertanya hal apa saja yang terjadi ketika Rin berteriak tentang seorang monster.

Itu bukan monster dalam konotasi yang sebenarnya, tapi sebuah analogi ketika dirinya mulai menyerang Rin dengan segala tindak-tanduk nafsu sebagai dasarannya. Mereka melakukannya dengan sebuah kepastian jika anak-anak sudah tidur sehingga teriakan Rin yang penuh gairah tidak akan terdengar.

Tapi nyatanya mereka kecolongan suatu malam saat kedua bocah kembar itu terbangun karena haus,

"Kau hanya mimpi, Ryu, Ryo." Dan alangkah baiknya obrolan itu segera dihentikan karena kedua bocah itu tidak boleh tau apa yang terjadi.

"Sudah, cepat selesaikan mandi kalian karena Tousan akan mengajak kalian bermain."

Sontak kedua pasang onyx itu membola dan teriakan heboh memenuhi kamar mandi. Ryo menjadi yang paling cepat membasuh tubuh ketika Ryu menekan ujung botol sabun lalu meratakannya di perut.






Our Fate { Obito X Rin }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang