Bagian Sebelas

1.9K 353 25
                                    

Jingga sedang berkumpul bersama Cassy dan Elias untuk mengerjakan PR bersama di kediaman Cassy. Walaupun tidak sekelas, guru matematika mereka sama dan kebetulan tugas yang diberikan juga sama. Ide untuk mengerjakan PR bersama datang dari Elias, itu juga hanya modus agar bisa mendapatkan contekan. Jika sebelumnya hanya otak Cassy yang bisa dia andalkan, kini bertambah dengan kehadiran Jingga.

"Eh, besok Erina udah mulai masuk sekolah lagi, kan?" tanya Elias memastikan.

"Iya, itu juga kalau dia gak bolos. Tau sendiri kan dia? Kalau jumat tanggal merah pasti deh sabtu nya dia bolos, nanggung buat hari minggu," jawab Cassy yang sedang menyalin rumus dari buku paket.

"Ya gak mungkin lah, senin kan udah masuk minggu ujian tengah semester. Dia ketua kelas, pasti bakalan ikut rapat perwakilan kelas," ucap Elias.

"Oh iya ya, berarti besok kita pulang cepat dong?" Cassy tersenyum riang.

Biasanya jika waktu ujian tengah semester atau ujian akhir semester tiba, para guru akan mengadakan rapat dengan setiap ketua kelas untuk memberikan kisi-kisi ujian serta jadwal ujian. Kebetulan mereka SMP mereka dulu masih satu yayasan dengan SMA mereka sekarang, jadi urusan sekolah sudah mereka hafal di luar kepala.

"Itu ujiannya nanti di kelas masing-masing?" tanya Jingga membuka suara setelah tadi hanya menjadi pendengar.

"Enggak dong. Shift pagi tuh buat kelas 10 dan kelas 12. Jadi nanti diacak gitu deh nama dan ruangannya, nah biasanya sih habis ujian pasti akan ada benih suka sama senior antara kelas 10 dan kelas 12, kalau beruntung," jelas Elias.

"Kalau Ingga mah kan udah ada kak Langit," ucap Cassy sambil memberikan kerlingan jenaka.

"Eh iya, Ing, hari pertama ujian nanti lo harus kasih sesuatu buat kak Langit," ucap Elias dengan semangat.

"Sesuatu apa?" Jingga menatap Elias dengan bingung.

"Cokelat mungkin? Atau lo buatin sarapan, untuk penyemangat. Gue yakin banyak yang kasih kak Langit makanan," jawab Elias.

"Oh iya ya, gue kan juga harus kasih buat my bebeb Marino! Untung lo ingatin, El," ujar Cassy.

"Sy, lo tuh beneran pacaran gak sih sama kak Marino?" tanya Elias. Masalahnya di sekolah, keduanya sangat amat jarang terlihat bersama.

"Iyalah!"

"Kok bisa ya ketua Rohis nya JIS pacaran beda agama? Seamin tapi gak seiman, putus gak lo!" Elias menatap Cassy dengan wajah galak.

"Idih, kan just for fun, biar masa SMA gue berwarna," jelas Cassy.

"Apa-apaan! Lebih baik mencegah sebelum perasaan lo semakin dalam. Gila nih anak," cecar Elias.

"Apa yang lo harapkan dari pacaran anak kelas 1 SMA sih, El? Udah deh mending lo bantu kasih ide buat gue dan Ingga untuk hari senin nanti."

"Udah sini gue salin dulu tugasnya, udah selesai kan?" Elias mengambil buku milik Jingga tanpa rasa bersalah.

Jingga menatap Cassy yang hanya mengedikkan bahunya, tak ingin lagi berkomentar tentang kelakuan Elias yang hampir sama dengan Erina.

🌞

Langit sedang duduk di teras rumah Erina sambil membaca buku pelajaran untuk besok, sedangkan Erina sibuk memeriksa notifikasi ponselnya yang baru diberikan Papanya beberapa menit yang lalu.

"Emang tuh ya bapak Aries, suka banget nistain anak sendiri. Apa aku anak adopsi ya, Bang?" Erina mendumel.

"Sembarangan! Udah jelas wajah kamu mirip Papa," jawab Langit tanpa mengalihkan pandangannya.

LANGIT JINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang