Jingga merenggangkan ototnya lalu melirik jam digital yang berada di atas nakasnya. Sudah lewat jam 10 malam. Jingga segera membereskan buku-bukunya yang berserakan, setelah memastikan tak ada yang ketinggalan untuk mata pelajaran besok, Jingga mengambil ponselnya yang tercharger.
Saat Jingga menyalakan data selulernya, benda pipih itu berbunyi tanpa henti. Kening Jingga berkerut bingung, bahkan ada beberapa panggilan tak terjawab dari Erina, Elias, dan Cassy. Tepat saat Jingga membuka whatsapp nya ponselnya berdering, menampilkan sebuah panggilan video grup. Jingga segera menjawab panggilan itu.
"Akhirnyaaa lo online juga!" suara Erina terdengar menghela napas lega.
"Astagfirullah Er! Ngagetin aja lo!" Elias mengusap dadanya. Bagaimana tidak kaget? Erina sedang memakai sheet mask dan terlihat seperti hantu. Erina malah terbahak.
"Ya maap."
"Jingga, klarifikasi please. Kok bisa?" tanya Cassy.
"Klarifikasi apa, Sy?" Jingga balik bertanya dengan bingung.
"Lo sama Bang Langit. Kalian pacaran. Tadi kalian ke mana?"
"Kamu tau, Er?"
"Iya, gue nguping waktu di UKS." Erina memasang cengiran tanpa dosa.
"Eh anjay kita ketinggalan banyak, El," ucap Cassy.
"Lo ya Er! Katanya gak tau apa-apa? Menyebalkan, sangat menyebalkan."
"Terus tau dari mana aku pergi sama kak Langit?" tanya Jingga lagi.
"Makanya kalau malam tuh gak usah belajar, Ing, jadinya kudet kan lo," ucap Elias.
"Tau nih si Ingga. Rumah tuh tempat istirahat, jadi ngapain lo belajar di rumah? Kan udah di sekolah," ucap Erina. Jingga menghela napas, kenapa malah jadi dia yang di bully?
"Jadi apa ada?" Jingga kembali bertanya dengan sabar.
"Kak Langit posting foto lo di ig! Dan itu udah heboh banget dari sejam yang lalu," jelas Cassy.
"Tampak belakang sih, tapi semua orang tau itu lo, secara belakangan ini yang dekat sama Abang itu elo doang," ucap Erina. Dia benar-benar takjub dengan Langit, selama ini mana pernah dia posting foto cewek, fotonya saja tidak pernah di posting Langit.
"Tunggu sebentar."
Jingga segera membuka akun instagramnya, benar saja, Langit menandainya di sebuah foto. Itu foto tadi sore yang diambil Langit saat mereka akan pulang. Foto itu mendapat banyak komentar.
"Terus aku harus gimana?" Jingga mendadak panik.
"Lo tanya sama kak Langit lah, kan dia yang buat heboh," jawab Elias dengan santainya.
"Jadi fix nih lo pacaran sama kak Langit?" Cassy bertanya dengan penasaran.
"Humm, besok deh aku ceritain," ucap Jingga. Sepertinya dia harus membuat kebohongan, tidak mungkin dia menceritakan tentang mental Langit yang tidak baik-baik saja.
"Astaga tuh kan Cas! Gue udah yakin banget tadi siang pas kak Langit care sama Ingga!" Elias berseru heboh, memang dia tidak pernah salah menilai gerak-gerik orang lain.
"Iyaaa berisik lu kutil kuda." Cassy melotot sebal.
"Eh btw Ing, baju yang lo pake tadi gak apek?" tanya Erina.
"Baju?"
"Iya, baju yang di kasi Abang. Itu baju gue, t-tapi masalahnya Ing, baju itu bekas gue main di time zone waktu selesai UN kemarin, bekas keringat. Gue aja ngebayanginnya udah iyuuhh banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT JINGGA
Teen FictionCover mentahan : Pinterest (@DFortescue) Langit sangat sulit diraih, sama seperti Langit Biru Wiraatmaja. Dia terlalu cuek dan ketus, kalau bicara seperlunya saja itupun hanya untuk marah. Tetapi, Langit tak selamanya biru. Perlahan, hati Langit mu...