10. Resah dan lelah

19 3 0
                                    

"Udah semuanya kan sayang?" Tanya Nenek sambil terus berjalan di sepanjang trotoar setelah mengambil pesanan tempe dan beberapa bahan tambahan, di temani salah satu cucu tersayang Zegan Delion. "Udah kok nek, semuanya lengkap" Tangan yang mulai keriput itu terangkat. Mengusap lembut surai hitam Zegan. Saat melewati rumah Karell ternyata ada Mamanya yang sedang menyirami tanaman di depan rumah. "Eh ada Bu Sarah sama Zegan, habis dari mana Bu?" Sapanya. "Ambil pesanan tempe kayak biasanya, bunganya cantik cantik semua ya Bu" Saat mereka sedang asik berbincang Zegan hanya diam menatap sekitar, sesekali ia melirik kedalam siapa tau sang pujaan hati tiba-tiba keluar. Saat Zegan ingin menyalakan ponselnya untuk melihat jam berapa sekarang, suara Karell mengalihkan fokusnya. Ia tidak bisa berbohong jika dirinya senang bisa bertemu sang pujaan hati.

Semua mata memandang kearah Karell yang berjalan mendekat, ia tersenyum lebar kepada Nenek dan Zegan. "Selamat pagi Nek" Sapanya. "Tambah cantik aja nak, rambutnya juga lebih panjang dari terakhir kali" Percakapan hangat yang tak di perhatikan oleh Zegan. Matanya hanya fokus kepada Karell, bagaimana bisa cinta itu buta sedangkan netranya menjadi hal utama yang digunakan untuk memandang paras sang pujaan hati. "Zegan mampir kerumah Tante yuk kita sarapan bareng" Zegan yang fokus menatap Karell segera beralih pandang kepada mama Karell. Ia menatap Nenek seakan bertanya apakah boleh? Nenek tersenyum membalas tatapan cucunya. “Aduh gak usah repot-repot Bu, di rumah udah masak” Seperti sifat ibu-ibu pada umumnya, mama Karell menarik tangan Zegan untuk masuk dan sarapan bersama.

“Ayo Nenek dan Zegan silahkan duduk” Aduh Zegan jadi malu-malu tapi mau. Kesempatan tidak datang dua kali, padahal Zegan sudah pernah makan dirumah Karell waktu awal pindah rumah dulu. Rasanya sangat senang bisa berdekatan dengan Karell seperti ini. Memang hubungan Zegan dan Karell tidak sedekat itu untuk menyentuh hal yang lebih jauh lagi dari sekedar teman. Zegan sangat tau kemungkinan kecil rasa sukanya akan terbalas dengan mudah melihat bukan hanya perasaan Zegan yang mungkin tak akan terbalas. Agama mereka akan menjadi alasan mengapa keduanya tak akan pernah bisa bersama. Meski suatu hari nanti Zegan dan Karell memilih untuk menjalani hubungan, lagi dan lagi agama mereka berdua akan menjadi alasan utama perjalanan cinta kasih mereka berakhir.

Meski terlihat santai dan selalu menjalani hidup dengan candaan namun Zegan jelas tau agama bukan hal yang bisa dibuat bercanda. Nanti kita pasti akan di tepatkan pada keadaan mengalah dengan agama atau berpisah. Zegan jelas tau resiko dari hubungan ini, ia tidak akan mengalah jika menyangkut agamanya. “Reno bilang Allah tau mana yang lebih baik untuk hambanya, jika keinginanmu tidak terwujud meski sudah berusaha maka itu bukan yang terbaik di mata Tuhan.” Ucapan Zegan membuat tiga orang yang berada di ruang makan tersenyum. Bukan hanya Zegan tapi bagi temannya yang lain Reno adalah tokoh utama yang selalu ada dalam setiap bab hidup mereka. Itu adalah jawaban dari perkataan mama Karell yang prihatin karena Zegan dan teman-temannya terlihat kuat dari luar padahal mereka menyimpan banyak kejadian buruk. Zegan bercerita ia tidak pernah makan dengan kedua orang tuanya seperti ini, ibunya meninggal saat melahirkannya dan ia dibuang oleh ayahnya di panti asuhan. Tapi Zegan bilang ia bersyukur karena dibuang oleh ayah kandungnya. Ia jadi bisa bertemu teman-temannya dan juga Nenek serta Kakek. “Zegan juga senang bisa bertemu Karell” Nenek tersenyum mendengar penuturan cucunya, ia tidak mau ikut campur dengan berkata bahwa cucunya menyukai gadis cantik di depannya. “Karellnya aja nih? Tante gak?” Zegan tertawa menanggapi perkataan mama Karell yang di luar dugaan. “Tante juga, makasih udah melahirkan gadis cantik dan baik seperti Karell” Tidak mungkin semua yang mendengar penuturan dari Zegan mengira bahwa itu hanya pujian biasa. Bahkan Karell sudah tersipu malu sejak tadi, sangat cantik dimata Zegan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aksara NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang