6.Jahat dan baik

17 3 0
                                    

Pagi ini pelajaran penjaskes dimulai. Harusnya sih begitu namun justru jika di adakan yang semula artinya pendidikan jasmani dan kesehatan akan berubah menjadi penyakit jasmani dan kesemutan. Hujan deras mengguyur ibu kota sejak jam 08.15 masih terlalu awal untuk membasahi seragam sekolah, karna masih banyak jam pelajaran berikutnya hingga menuju pulang. Langkah panjang Reno masuk kedalam perpustakaan, hal pertama yang ia lihat adalah buku, buku dan banyak lagi buku dimana-mana.

"Selamat pagi pak" sapa Reno ramah pada penjaga perpustakaan. "Selamat pagi, waduh nak Reno tumben sendiri" Reno menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil memperlihatkan senyum manisnya pada penjaga perpus. "Hehe iya pak temen saya ada kelas, permisi ya pak" dengan perlahan ia menyusuri rak rak buku yang menjulang tinggi, sampai tiba di rak tentang bumi dan alam semesta. Reno melihat seseorang yang nampak tak asing baginya sedang menaiki kursi kecil untuk mengambil buku. "Susah ya?" Sapaan awal dari Reno yang mengagetkan Nada. Bagaimana tidak terkejut? sejak tadi suasana perpustakaan hening, hanya terdengar rintik hujan dari luar dan suara AC disana. "Eh? Engga kok ini gampang, kamu ngapain kesini?" Tanya Nada setelah memalingkan wajah untuk kembali mengambil buku yang menjadi tujuan ia kemari dengan kesusahan meski sudah menaiki tangga. Nada merasakan ada tubuh dibelakangnya, ia melirik kebelakang dan menemukan Reno sedang membantu mengambil buku untuknya. Dari jarak sedekat ini Nada mengagumi wajah tampan Reno dengan senyum yang tidak pernah lepas.

"Bukan gampang namanya kalau kamu kesulitan kayak tadi" tegur Reno setelah mengambil buku tersebut kemudian turun, menjauhkan jarak antara dia dan Nada. Reno melihat buku apa yang ingin dibaca oleh Nada, ia tersenyum sekilas kemudian memberikan buku tersebut pada pemiliknya. Judul bukunya Teori segala sesuatu: asal usul dan kepunahan alam semesta.

"Nih bukunya"

"Makasih ren"

Nada terlihat gusar dan kikuk, ia ingin mengajak bicara Reno tapi entah mengapa suasana hening di perpustakaan menambah nuansa canggung antara mereka. "Kamu mau kesini?" Nada menggerakkan tangannya di udara, itu bahasa isyarat. Reno tertawa melihat cara Nada menggerakkan tangannya barusan. "Aku mau ngapain kesini? Baca buku yang pasti." Eh? Ternyata ada kalimat yang tertinggal atau memang nada lupa? Yang jelas ia malu sekarang. Buku yang tadi, ia gunakan untuk menutupi wajahnya karna malu. "Makasih udah belajar" kemudian tangannya terangkat mengusap lembut kepala Nada dan pergi begitu saja. Selang beberapa detik Nada menghempaskan tubuhnya ke rak buku, apa tadi? Reno baru saja mengusap rambutnya.

MENGUSAP!

MENGUSAP RAMBUTNYA!

RAMBUTNYA!

Nada masih setia tersenyum sambil mengusap rambutnya sendiri. Sepertinya ia sangat senang sampai tak sadar ada beberapa siswa yang meliriknya aneh. "Astaga astaga oke tenang Nada, tarik nafas... buang..." Intrupsinya untuk menenangkan diri sendiri. Setelah tenang Nada berbalik ingin pergi ke tempat membaca tapi, ia dibuat malu lagi karna ada beberapa siswa yang memperhatikan. Menahan malu dengan tersenyum kikuk dan pergi dari sana. "Bodoh banget sih lu Nad" Gerutu kesal keluar seiring dengan langkah kakinya menuju tempat membaca. Saat sampai ternyata disana sudah ada Reno yang memejamkan mata sambil menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan, begitu terus sampai Nada duduk didepannya pun Reno masih melakukan kegiatan tadi.

"Perasaan aku gabisa hilang Ren aku udah terlanjur cinta sama kamu, apa bisa semesta menerima kita? Itu pemikiran yang terlalu jauh. Bahkan kata kita terdengar menyakitkan terlepas dari ada atau tidaknya perasaan yang sama antara aku dan kamu" dalam hati Nada berdialog, namanya suka siapa yang tau? bahkan brandalan pun bisa dicintai oleh wanita yang sifatnya 360° jauh berbeda. Seperti minyak dan air, kalau udah cinta tuh kayak tanah dan air, sebutannya merembes sampai ke hati.

Aksara NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang