5.Tentang Stevanus

27 2 0
                                    

Hari ini mereka lengkap berlima, karna Reno juga sudah masuk kembali. Saat turun dari mobil Nagar menatap bangunan itu dengan sendu. Rasanya hawa disini berbeda dari biasanya, terkesan sendu dimatanya. Mungkin karna cuaca berawan pagi ini membuat cahaya matahari terhalang. Disepanjang lorong semua murid menatap mereka aneh berbeda dari biasanya,lagi. Banyak suara kecewa dan mengatakan bohong? serta menyebut nama Reno. Ia melirik Reno yang ada ditengah mereka masih dengan senyum manis meski tertutup topi hitam. "Lu denger kan mereka ngomong apa?" Pertanyaan singkat dari Jeremy mendapat anggukan mantap dari Nagar. Seperti biasa mereka akan menuju kelas Reno dan mengobrol tentang apapun atau sekedar menumpang AC, yang penting ngumpul dulu bentar. Didalam kelas juga sama seperti diluar, saat Reno masuk semua pasang mata tertuju padanya. Bergantian sambil melirik ponsel mereka masing-masing.

"Masih berani juga dia masuk"

"Dasar gak punya malu"

Dirgan menepuk bahu Dilan pelan dengan ekspresi penuh tanya. "Ada apaan sih?" Dilan langsung menyerahkan ponselnya. Ada video Reno dan Nagar yang berbincang dengan bahasa isyarat, video yang sama tepat 2 hari yang lalu. Kaget? satu kata yang mengartikan tatapan mereka berempat, hanya diam saling melempar tatapan. "Siapa yang sebarin video ini ngaku kalian!" teriakan Zegan menggema dikelas. Semua terkejut, ini pertama kali mereka mendengar Zegan berteriak marah dan itu cukup menyeramkan. Suasana menjadi tegang dan tidak ada yang berani menjawab pertanyaan Zegan barusan. Sampai suara melani mengalihkan pandangan semua orang. "Gak usah marah gitu kali, kenyataannya temen lo itu emang tuli" sarkas melani sambil menunjuk Reno. ya Reno bukan orang bodoh yang tidak tau bahwa ia sedang menjadi topik. "Maksud lo apa? emang gue ngapain ya sampe lo semarah ini?" tanya Reno sambil melepas topi hitamnya, tidak bohong jika masih banyak yang terpesona dengan wajah manis Reno tapi suasana tidak tepat untuk mereka berteriak histeris.

Jeremy menahan Reno kemudian menggeleng kecil, ia memperlihatkan video tadi. Raut wajahnya tenang sangat diluar dugaan Melani dan Zayyan yang duduk tapi masih memperhatikan mereka. "Jadi? dimana letak kesalahan gue?" sangat terkejut dengan pernyataan tenang dari Reno, suasana semakin ramai banyak siswa dan siswi yang melihat diluar kelas. Seperti sedang tawuran saja. Melani berdecak berniat maju mendekat kearah Reno, mengatakan kata yang cukup frontal. "lo udah nipu kita semua dan lo gak ada rasa bersalah sedikitpun? ck udah kebiasaan nipu ya?" kelas menjadi riuh kembali banyak kata kecewa dari semua orang dan ketidak terimaan Dirgan, Jeremy dan Zegan. Sedangkan Nagar yang terlibat dalam video hanya diam, ia sebenarnya juga marah tapi emosi tidak akan menyelesaikan semua. Jadi dia memilih untuk menenangkan teman-temannya. Ditengah keramaian Reno melirik Nagar yang berada disamping "Melani ngomong apa?" mendengar itu Nagar langsung menggerakkan tangannya di udara mengartikan perkataan Melani tadi.

Semua tentu menyaksikan kejadian itu, jadi Reno benar tuli? terkesan frontal memang tapi ini adanya. "Gue gak pernah nipu siapapun,gak ada satupun dari kalian yang bertanya apa gue tuli? atau punya kekurangannya dan memang tercantum dipersyaratkan sekolah ini bahwa yang memiliki kekurangan dilarang bersekolah disini" Melani terdiam dengan jawaban Reno, hampir tidak ada celah untuk membalik posisi. Nagar berdecak menujuk wajah Melani dengan telunjuknya "tong kosong nyaring bunyinya, gue yakin lo udah pernah denger peribahasa itu kalo lu mau bahas kekurangan disini you should stop-" argumen dari Nagar harus terhenti saat Zayyan dengan tiba-tiba ikut campur. "Santai bro santai dulu, lu lagi ngomong sama cewek dan kenapa marah? toh memang bener kan semuanya?" Cukup sudah cukup sampai disini saja Dirgan sudah tersulut emosi setelah sejak tadi diam ia mendekat ke arah Zayyan dan Melani.

"Satu kekurangan itu gak akan bikin dia lebih buruk dari kalian berdua yang bisanya cuma ikut campur urusan orang lain, you should thinking about you self udah sempurna? sampe bisa se enaknya hina temen gue didepan umum lu pikir pake otak kosong lu itu" Dirgan mengetuk kepalanya dengan jari telunjut beberapa kali. Reno bisa apa selain diam? dia tidak tau apa yang dibicarakan teman temannya tapi dia yakin mereka sedang marah atas masalah yang datang pagi ini. Reno dengan sabar mengusap-usap punggung Dirgan agar ia tenang dan tidak semakin emosi.

Aksara NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang