7. Tentang Alther

18 3 0
                                    

"Baiklah ulangan selesai sampai disini silahkan istirahat dan selamat siang"

"SELAMAT SIANG BU!..."

Beginilah ending cerita dari ujian matematika. Tidak perlu di jelaskan bagaimana ulangan matematika ini berjalan. Zegan tentu mengerjakan sendiri, hanya menyontek Nagar sedikit, iya sedikit kok beneran. Kalo ga percaya tanya orangnya sendiri. Sekarang Zegan sedang mendingan otaknya dengan meneguk habis satu gelas es jeruk di kantin. "Keselek modar kowe" Sapaan hangat pagi hari dari M. Aby Evano di tangkap dengan baik oleh indra pendengaran Zegan.

"Jangan ngomong sama gue, gue males sama lo"

"Dih apaan lo gitu aja ngambek"

Tidak ada yang merespon lebih dari helaan nafas, sudah biasa kalau di pikir Zegan ini memang banyak drama. Gak peka banget semua temennya, kan Zegan jadi sedih galau merana luar biasa mega jaya. Duh, Zegan jadi pengen beli bakmie Mega Jaya pulang sekolah. "Heh! Main toel toel aja lo" emosi Nagar saat sendok Dilan singgah di mangkoknya dan menyomot satu bakso dari sana. Ganggu aja Zegan lagi halu makan bakmie. Semua sibuk dengan kegiatan masing-masing, seperti Nada yang sekarang sedang menatap Reno yang sibuk dengan ponselnya dan di suapi Jeremy. Aduh ya ampun romantis banget sih kan Nada juga pengen di suapin. "Pengen juga dong Jer di suapin." Ucap Alin tiba-tiba mendapat atensi dari Reno yang tersenyum cerah karena melihat Jeremy melirik Alin sekejap.

Nada jadi cemburu kan karena Reno senyum ke Alin, harusnya kan dia yang dapat senyum dari doi. "Sayangnya gue gamau" Balas Jeremy membuat Senja menertawakannya, mulut Jeremy ini memang perlu dapat les privat biar lebih gak asal ngomong apalagi ini cewek. Dari kejauhan Nada tidak sengaja melihat Kak Dhika sedang bersenda gurau dengan ketua OSIS. Sekelebat bayangan senyum kemarin sore terlintas di pikirannya, bahkan dari tatapan matanya semua akan tau bahwa perasaan yang dulu masih membekas dihati Nada.

Kenyataan bahwa mereka sekarang sudah menjadi mantan kekasih tidak merubah perasaan diantara keduanya atau mungkin salah satunya? Tidak ada yang bisa menerka mana yang lebih mencintai dan siapa yang sudah merubah rasa. Yang jelas mereka yang tidak bisa mengendalikan perasaanya akan di taklukan oleh perasaan itu sendiri, merubah hal positif menjadi negatif. Namun kita tidak bisa menyalahkan perasaan yang singgah, karena semua itu adalah garis takdir yang sudah Tuhan rencanakan tanpa kita duga. Tanpa kita sadari cinta adalah salah satu cara Tuhan untuk mengajari kita bahwa sedalam apapun cinta yang kita punya "yang tidak di takdirkan akan pergi dan yang menjadi takdir kita akan kembali." Itu kata Kakek di bangku taman sore hari bersama Nenek dan anak berumur 9 tahun bernama Raditya Reno Gantari.

"Kita bisa merubah takdir gak Kek?"

Pertanyaan yang mengundang tawa Kakek dan Nenek. Tepukan pelan di paha mengisyarat Reno untuk segera duduk di pangkuan sang panutan hidup. Menyimak dengan serius semua kata yang akan di ucapkan oleh beliau. "Kamu tau pohon jambu di depan itu sebenarnya mau di tebang?" Reno kaget bukan main disana kan ada ayunan yang biasa jadi rebutan 7 power ranger kesayangan Nenek. Kakek mencubit hidup Reno gemas sebelum melanjutkan kalimatnya. "Tapi karena ada kalian para cucu kesayangan Kakek dan Nenek pohon itu tidak jadi ditebang dan akhirnya Kakek buat ayunan itu, jadi bias di simpulkan kalau kalian ber tujuh sudah merubah takdir dari pohon jambu yang seharusnya di tebang. Tapi Reno, itu adalah opini kita sebagai manusia karena kita tidak tau memang takdirnya pohon itu tidak jadi di tebang atau kalian yang merubahnya" Reno mengangguk paham meski pada kenyataannya yang ia paham adalah pohon jambu itu tidak jadi di tebang karena ada Reno dan yang lain. "Kamu paham kan nak?" Tanya Kakek di iringi usapan lembut yang menyentuh kepalanya.

"Tapi Kek, apa ada takdir yang tidak bisa di ubah?" Tampak jelas Kakek berfikir sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Nanti kamu akan tau sendiri jawabannya." Jelas Kakek sambil tersenyum tipis. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh beliau, kini di depan matanya ia melihat tubuh sahabat yang ia sayangi tergeletak tak bernyawa. Waktu terasa berhenti begitu saja, ia bingung mengekspresikan hal yang baru saja terjadi. Tubuhnya membeku bahkan saat bahu lemahnya di cengkram kuat oleh wanita tua dengan tangan penuh darah.

Aksara NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang