12| Dia, Marvel Gionathan

2.8K 134 6
                                    

Kalau lupa sama alurnya di baca kembali chapter sebelumnya, karena masih lanjut. Nanti takutnya bosan dengan part yang panjang jadi ku buat seperti ini.

Langsung aja yaps😘😘

▪︎ ▪︎ ▪︎

• Happy Reading •

19.40

"Ck, Amora kemana sih?" decak Belva yang saat ini sedang berada di Kafe Nongkrong bersama kedua temannya, Moza dan Shakila. Mereka lebih memilih tempat yang terbuka, duduk di luar dengan suasana pemandangan bunga-bunga, menghirup udara malam dan melihat lampu-lampu bangunan yang menjulang tinggi di kota Jakarta.

"Lagi berak mungkin, 'kan tuh anak kalo mau keluar rumah suka berak duluan," sahut Shakila lalu memakan cilok mercon yang tadi beli di pinggir jalan.

"Kebiasaan tuh anak, Elara juga belum datang, sama Bima nih pastinya," kesal Belva lagi.

"Mo, lo kenapa?" tanya Shakila yang sudah kepedesan. Matanya sudah memerah dan hidungnya sedikit berair, tapi gadis itu sangat kuat menahan makanan pedas.

Moza menggeleng. "Aku gak apa-apa, cuma ngantuk aja."

"Masih jam delapan kurang, Moza!!!" kata Belva greget.

"Hehehe." Moza menyengir.

Suara deruman beberapa motor ninja menggema, memasuki area parkiran kafe sontak membuat sorot mata menengok ke arah mereka. Mereka semua turun dari atas motor masing-masing dan melepas helm full face-nya.

"Lho! Mora kok sama Alphamerah?" kaget Belva yang kini melihat Amora melepas helm bogo warna kuning dan datang bersama tetangga mungsuhnya itu.

"Entah." Shakila mengedikkan bahunya naik ke atas, tanda tidak peduli. Ia peduli terhadap cowok yang saat ini sedang menatap ke arahnya. Ia speechles.

"Njir ... Bi-Biru natap gue," lanjutnya sangat senang dan girang.

"Jangan kepedean, Kila," kata Moza yang langsung saja bisa membuat Shakila dongkol, ingin sekali ia mencelupkan kepala Moza ke dalam bak berisi air selama 30 menit. Tidak! Dirinya sangat sayang pada sahabat polosnya yang satu ini.

Di lain tempat, di parkiran kafe. Seorang gadis menatap cowok di sampingnya dengan senang.

"Makasih banyak, ojek," ujar Amora seraya menepuk pelan bahu Alpha. Ia terkekeh pelan menyebut Alpha sebagai seorang ojek.

"F*ck you! Gue terpaksa barengin lo karena Bunda gue, sama emak lo yang ngeselin minta ampun," kesal Alpha mengingat tadi, sewaktu ingin pulang ke rumah.

"F*ck you too! Bunda lo itu bener. Anak jokonya mau keluar dan gue kebetulan mau keluar. Tempat tujuannya juga sama, jadinya Bunda lo nyuruh buat berangkat sama-sama. Lumayan kurangin bensin,"

"Bilang aja kalo lo lagi melarat bensin," ejek Alpha.

"Lo!!!" Amora menunjuk Alpha bersamaan dengan tatapan garangnya.

"Udah dong kayak babi aja, kalian mau langsung gue nikahin di sini?" ucap Bima menatap keduanya malas, selalu seperti Kucing dan Anjing. Amora malas meladeni Bima.

ALPHA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang