Gimana sama part yang sebelumnya? Sedih? Senang? Agak kesel? Atau kesel banget sama Mario?
Kemarin aku lupa ganti foto yang seharusnya Lucas tapi masih tetep Sebastian Moy 🥺🥺🥺
/nangis di pojokan 😭
Langsung baca aja gays.
▪︎ ▪︎ ▪︎
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Happy Reading •
Pagi hari ini, kelas XII IPS 2 sedang pembelajaran olahraga di lapangan. Mereka sudah selesai melakukan pemanasan.
"Baik, hari ini olahraga kita bebas, terserah mau main voly, basket, futsal apapun itu terserah, asalkan jangan lari ke kantin," ujar Pak Firman selaku guru olahraga termuda setelah Pak Beni. Dia baru saja melepas masa lajangnya, membuat seluruh siswi SMA Garuda yang mengidolakan Pak Firman menjadi patah hati sama-sama.
"Pak, kalau gak ikut olahraga cuma diem-diem aja, boleh?" tanya Belva menatap Pak Firman memuja.
Cakep banget sih ayang gue, tapi sayang udah ada bini. Bathin Belva sedih.
"Pemalas lo," sahut Amora yang berada di sebelah Moza.
Belva berdecih sinis. "Kayak lo enggak aja."
"Gue setuju sama Belva," sahut salah satu siswi yang sama-sama pemalas seperti Belva.
Belva mengangguk senang, ternyata di kelasnya ada yang mendukung pendapatnya.
Pak Firman tersenyum. "Yang penting jangan ghibah, kalau ghibahin saya boleh," katanya sambil bercanda.
"Apaan! Bapak baru nikah, siswi kelas Ips mendadak pada sedgel. Mereka gak mau ghibahin Bapak lagi, takut di labrak istri," kata Cakra yang langsung saja membuat semua siswa dan siswi bersorak.
"Sadgirl," koreksi Deo.
"Nah itu maksud gue," kekeh Cakra seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya, kalau gitu, istri di kunci di dalam kamar, tapi Bapak harus ikut masuk," balas Pak Firman sambil tersenyum membuat semua siswa laki-laki berteriak-teriak tidak jelas. Tentu saja otak mereka selalu mengarah pada 'itu' melakukan hubungan suami istri.
"Wuuuuuuu," teriak kaum Hawa.
"Asek-asek Jos," pekik Deo senang.
"Olahraga bebas, ya. Gak boleh lari ke kantin. Soalnya Bapak mau nemani anak kelas 10, mereka lomba olimpiade di sekolah lain. Doakan sekolah kita menang," ujar Pak Firman.
"Aamiin. Pak!"
Seluruh murid kelas 12 Ips-2 mengangguk patuh.
"Kalau gitu Bapak pamit," izin Pak Firman pada murid kelas 12 Ips-2.
