08| Bertengkar

3.4K 151 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen!

Komen di setiap paragraft!

Aku sih gak maksa🙄 Tapi setidaknya hargai! Meskipun itu cuma vote, udah bikin aku seneng

Semoga suka sama cerita saya.

▪︎ ▪︎ ▪︎

• Happy Reading •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading •

"Pak Beni dateng woi!!!" teriak Cakra yang tadinya duduk di depan kelas bersama Deo, dan kini masuk ke dalam kelasnya.

Mendengar teriakan Cakra, semua murid pun kembali duduk di bangku masing-masing, karena di awal beberapa murid sedang mengobrol dan ghibah. Ya, tahu sendirilah jika tidak ada guru di kelas, berisik dan ricuh.

Pak Beni memasuki kelas 12 Ips-2. Guru termuda berumur 25 tahun yang mengajar matematika. Dia menatap para muridnya. Ia tersenyum tipis membuat siswi yang tengah melihat takjub.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Pak Beni memberikan salam pada murid-muridnya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab seisi kelas.

"Oke, saya mulai saja," lanjut Pak Beni.

"Firasat gue mulai gak enak," celetuk Cakra membuat seisi kelas menatap ke arahnya.

"Firasat apaan anjir!" sahut Deo yang duduk bersebelahan dengan Cakra.

Pak Beni tersenyum. "Keluarkan pulpen kalian di atas meja, tanpa alas buku, tidak boleh ada coretan di kertas jawaban ulangan, tipe-x juga tidak boleh, dan sobek kertas kosong untuk menghitung," suruhnya membuat seisi kelas berteriak, mereka tidak menginginkan ulangan dadakan hari ini.

"Tuhkan, apa kata gue," ujar Cakra.

"Firasat kamu benar, Cakra," balas Pak Beni.

Meskipun Cakra sedikit gila dan tidak pandai di semua pelajaran, tapi cowok itu selalu paham suasana sekitar termasuk di dalam dirinya. Feeling-nya selalu benar tidak pernah salah.

"Pak, gak bisa minggu depan aja?" tanya Amora berusaha menegosiasi, masalahnya ia juga tidak bisa pelajaran matematika.

"Nah, iya, Pak," ujar Belva membenarkan ucapan temannya, Amora.

"No. Sudah waktunya kalian berlatih soal-soal matematika. Kalian sudah kelas 12, bukan waktunya untuk berleha-leha," tutur Pak Beni.

"Dengerin tuh kata Pak Beni," sahut Deo membuat Belva melempar penghapus yang berada di dalam kotak pensil miliknya. Dan cowok itu berhasil menghindar.

"Udahlah gak apa-apa, kalau nilai kita semua turun," ujar Shakila.

Seisi kelas pun mengangguk pasrah. Tidak peduli dengan nilai ulangan harian sekarang ini. Karena mereka semalam tidak sama sekali belajar ataupun menghafal semua rumus matematika, tetapi berbeda lagi dengan murid yang pintar, sudah pastinya bisa mengerjakan tanpa belajar terlebih dahulu, contohnya Arsya Abimanyu dan Elara Zalenka Malik, salah satu siswa dan siswi yang pintar di kelas 12 IPS 2.

ALPHA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang