nine

14.2K 342 5
                                    

Beef wagyu, chicken nugget stick, lobak, brokoli, salada, mayonaise, serta macam-macam kecap sudah masuk ke dalam troli belanja milik Veronica. Kini cewek itu masuk ke bagian susu, dan mengambil tiga kotak low fat milk rasa french vanilla kesukaannya.

Saat Veronica tengah berpikir untuk membeli mie instan atau tidak, seseorang tiba-tiba berdiri di sebelahnya. “Hai.”

Begitu Veronica menoleh, dia melihat Arlan. Masih dengan rambut panjang acak-acakan, kaus putih tengkorak yang dipadukan dengan kemeja hitam, dan celana jeans serta sepatu hitam yang kumal.

“Kayaknya kita sering banget ya ketemu secara gak sengaja gini.” Arlan tersenyum.

“Yakin? Bukan elo yang stalking gue?”

“Emang boleh?”

Veronica tertawa, tapi gak ngejawab. Dia kembali berjalan sambil ngedorong troli-nya, dan Arlan langsung mengikuti dari samping.

“Lagi belanja bulanan?”

“Hmm.”

“Kok bisa?”

“Ya bisa lah.” cewek itu terkekeh. “Emang menurut lo gue gak bisa belanja bulanan?”

Arlan menggaruk kepalanya seolah bingung masih dengan senyum kaku. Saat melewati bagian snack, cowok itu memborong keripik kentang berbagai merk dan rasa.

Arlan nyengir. “Selain rokok, gue suka banget sama chitato.”

Veronica cuma geleng-geleng.

“Abis ini lo mau ke mana?”

“Pulang?”

“Beli ice cream, yuk? Gue traktir.”

Veronica mengiyakan. Selain gabut, akhir-akhir ini dia juga gak suka sendirian. Veronica selalu ngerasa diawasi, seperti ada sepasang mata yang mengintai setiap hal yang dikerjakannya.

Tadi pun sebenarnya ia tidak tenang, seperti ada yang mengikuti. Tapi begitu ketemu Arlan, Veronica merasa aman lagi.

Selesai membayar belanjaan mereka dan menaruhnya di bagasi mobil masing-masing, Arlan mengajaknya ke stand ice cream di dekat supermarket.

“Lo mau rasa apa?”

“Mint.”

“Ih, gue juga suka sama rasa itu.” Lalu Arlan memesan dua ice cream mint di cone. “Topping-nya mau apa?”

“Choco chips.”

Lagi-lagi Arlan seperti dibuat takjub. “Kok bisa satu selera gitu, ya?”

Begitu ice cream mereka tersajikan, keduanya duduk di bangku yang disediakan sambil menikmati ice cream masing-masing. “Gue kalo abis belanja, suka banget beli ice cream di sini. Nih ya kalo lo ke mall di sana, di lantai dua ada gerai gelato sama yogurt enak favorit gue. Gelato-nya lo harus coba yang rasa rasberry milk di-mix sama blueberry cheesecake. Gue jamin enak parah.”

Veronica cuma tersenyum. Arlan ini tipe cowok bawel yang gak pernah habis topik pembicaraan. Selalu aja ada obrolan absurd kalo lagi sama dia.

“Lusa nanti Ezra ngadain party birthday. Lo diundang?”

Veronica mengangguk. Ezra, temen Raka yang beberapa kali pernah nongkrong di speakeasy milik cowok itu emang udah nge-line dia buat datang.

“Gaya banget emang cecenguk satu itu. Ulang tahun ke-24 aja belagak kayak sweet seventeen. Pake dirayain di hotel segala. Orang kaya mah bebassss.”

“Hahaha.”

Arlan tiba-tiba tersenyum. Cowok itu menatap Veronica hangat, “lo kalo ketawa lucu juga.”

she. | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang