twenty-two

7.1K 254 4
                                    

Raka tidak jadi menelpon Serra untuk datang menemani Veronica. Sebagai gantinya tuh cowok datang bersama dua orang yang gak Veronica duga.

Wildan dan seorang perempuan berambut pendek.

“Ve, apa kabar lo?" Wildan masuk memeluk Veronica hangat, mengabaikan tatapan protes yang dilayangkan Raka. “Lama ya gak ketemu.”

Veronica tersenyum lebar. “Baik. Itu siapa?”

“Eh, kenalin ini Elena. Calon istri gue. Hehehehe.” Wildan nyengir, sedangkan Elena menyikut perut cowok itu dengan wajah merah. Lucu.

“Hai, gue sering denger cerita tentang lo dari Wildan sama Raka. Akhirnya ketemu juga.”

Veronica tersenyum dan menyalami perempuan itu ramah. Melirik Raka yang asik di dapur entah sedang apa?

Sedangkan Wildan menghampiri Raka ke dapur, Veronica mempersilahkan Elena duduk di sofa.

“Eh, udah gak pa-pa. Gak usah diberesin.” Sergah Elena saat melihat Veronica sedang merapikan selimut dan bantal, rupanya sebelum mereka datang cewek itu sedang rebahan di sofa.

“Gak enak. Berantakan.” Veronica tersenyum kecil. Terlihat pucat. “Mau minum apa?”

“Santai aja. Kalo aus gue bisa ambil sendiri kok.”

Veronica tersenyum. Sebelum wajah yang baru saja cerah itu terkesiap dengan tangan menutupi mulut, lalu berlalu ke kamar mandi.

“Eh, cewek lo kenapa tuh?” Elena menoleh ke belakang. Pada Raka dan Wildan yang sedang membuat minuman. “Tadi kayaknya mau muntah.”

Gerakan Raka langsung terhenti. Cowok itu keliatan kaku. “Dia emang lagi sakit sih.”

Elena mengangguk paham.

Sementara Wildan masih cengengesan gak jelas. “Gue seneng akhirnya elo gak bego lagi.”

Raka mendelik.

“Lo udah ngomong yang jujur ke dia?”

Raka tidak menjawab. Tapi Wildan tau apa jawabannya. Cowok itu tersenyum lebar, yang malah keliatan super menyebalkan di mata Raka.

“Gitu dong. Man up!”

“Lo ngomong kayak gue cowok cupu aja.”

“Lah, emang lo cupu kan? Apa pengecut? Lo maunya dipanggil apa?”

“Diem atau gue sirem lo pake air panas.”

“Anjayyyyyy, galak bener!”

Veronica keluar dari kamar mandi membuat tiga orang itu menoleh, tapi baru dua langkah cewek itu kembali masuk dengan raut panik.

Elena yang menyadari ada yang tidak beres, segera menuju dapur untuk menanyai Raka. “Lo yakin ini cuma gara-gara dia lagi sakit?” tanyanya pelan, takut Veronica dengar.

Raka yang awalnya berwajah datar langsung berubah kaku. “Ya menurut lo gara-gara apa lagi?”

Elena melirik Wildan, dan Wildan yang paham langsung berubah ekspresi. Cowok itu bahkan mengumpat.

“Kenapa sih?”

“Masih bego aja ternyata.”

“Biar aku yang tanya dia pelan-pelan.”

“Ini ada apa sih? Lo berdua mikirin apa?” Raka jadi sewot.

“Begonya kebangetan.” Wildan berdecak heran.

***

Arlan berjalan memasuki kamar yang gak dikunci itu dalam langkah pelan-pelan. Suasana kamar yang gelap dan dingin, membuat Arlan benar-benar heran.

she. | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang