vii. arm

2.3K 644 183
                                    

Keadaan kelas sekarang hening, hanya ada suara guru yang menjelaskan materi.

"Paham anak anak?" Tanya guru wanita yang masih berumur sekitar 30 an itu.

"Paham buu!" Seluruh isi kelas menjawab, tapi tidak untuk Ni-Ki yang merasa sangat bosan.

"Baik ibu lanjut ke materi selanjutnya, sekarang buka halaman 56."

Ni-Ki dengan gerakan yang lambat membuka halaman demi halaman seperti yang di perintahkan tadi.

"Eummm ibu minta... Junghwan untuk membacakan teks yang ada di atas itu ya."

Kan, ini sangat membosankan terlebih lagi pelajaran sekarang adalah Bahasa makin jenuh lah si Ni-Ki.

Pemuda itu pun mengambil cutter yang ada di kotak pensilnya serta penghapus, daripada mendengarkan temannya membaca itu mending ia main penghapus dipotong potong.

Siapa yang kayak gini kalo bosen? '-'

'Ctak!

Junghwan yang tadi nya membaca berhenti sejenak mendengar suara itu.

"Apa itu?" Tanya sang guru.

"Maaf bu, penghapus saya kepental hehehe.." Kekeh Ni-Ki, guru itu pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah mengambil penghapus tadi, bukannya berhenti ia malah makin menjadi.

Memotongnya menjadi bagian yang kecil kecil hingga membuat kotor.

"Heh perhatiin itu." Perintah teman sebangku Ni-Ki.

"Males, udah pinter."

Siswa yang disebelah Ni-Ki ini rasanya mau mukul tapi gak salah juga, toh Ni-Ki termasuk anak yang pintar dikelasnya.

Aneh, padahal tiap pelajaran kerjaannya main main gak jelas tapi masih bisa dapat peringkat 2 dikelas.

Teman temannya curiga kalau Ni-Ki pake pelet.

Gak lah, setan aja ogah mau bantuin Ni-Ki. Kata nya sih gitu, kalo ketemu pasti setannya disuruh ngerjain temen lainnya.

Gak jelas.

"Heh Ni-Ki!!" Teriakan teman sebangku nya mengangetkan Ni-Ki beserta teman sekelas lainnya.

"Apasih lo—"

"Darah!!" Dengan segera cutter yang ada ditangan Ni-Ki direbut oleh temannya itu.

Sang guru yang panik mendengar kata darah langsung berlari menuju bangku Ni-Ki.

"Nak! Kamu ngapain!? Cepat bawa ke uks!"

Hah? Ni-Ki bingung, apa yang terjadi dengannya? Dia kan cuman main pengha—

Tidak, tangannya.

Lengannya, penuh dengan sayatan.

Bagaimana bisa? Bukannya dia tadi memotong penghapus ya?

Berbagai pertanyaan muncul dibenak Ni-Ki, ia kemudian ditarik paksa oleh temannya untuk menuju ke UKS.

Darah terus mengucur di lengan kirinya tanpa henti.

Panik, kini yang dirasakan Ni-Ki serta kebingungan.

Sampai di UKS ia langsung ditangani oleh murid yang memang berjaga di sana.

Seluruh nya sangat panik melihat keadaan tangan Ni-Ki, bukan hanya sekedar sayatan saja tapi ini sangat dalam.

Anehnya Ni-Ki tidak merasa sakit diawal, barulah setelah dia sadar tangannya penuh darah disitu ia merasakan perih dan sakit yang sangat luar biasa.

"Sshhh..." Ringis Ni-Ki melihat tangannya.

'Ini gue kayak mau motong lengan sendiri ga sih?' Batin Ni-Ki.

'Brakk!

Suara gebrakan dari pintu yang terbuka dengan keras mengagetkan semua orang yang ada di sana.

Oh rupanya Jungwon, matanya dan hidungnya memerah. Eh? Nangis kah dia?

"Ni-Ki!! Kenapa lo lukain tangan lo sendiri?! Kalo ada masalah tuh cerita jangan kayak gini huwaaaaaa!!"

Jungwon berlari menuju Ni-Ki dan memukuli lengan kanannya.

"Aduh aduh! Eh engga gitu wonn gue bisa jelasin, jangan nangis elahhh"

Mampus Ni-Ki panik, semua panik liat Jungwon nangis.

"Huhuhu lo tuh kalo ada masalah cerita! Jangan milih nyerah gini! Gunanya gue apa?"

"Enggak won, gak gitu. Gue gak ada masalah, tadi gue gak sadar aja ngelakuin hal itu serius sumpahh!"

Jungwon mengerjapkan matanya, seperti tidak percaya apa yang dikatakan Ni-Ki.

"Gapapa kalo lo gamau cerita iki, gue siap kapan pun kok buat jadi temen cerita lo..."

'Astagaa ni anak salah paham, eh tapi tumben? Jungwon berlebihan gini deh?'

"Kok lo tau gue di uks?"

"Ya tau aja, feeling."

'nahkan aneh ni anak..'

"Tapi gapapa kan tangan lo?" Tanya Jungwon khawatir.

"Parah, kayak nya harus dijahit deh gue gak sanggup ngobatinnya." Ujar seorang siswi yang merupakan kakak kelas dari keduanya.

"Hah? separah itu serius?" Tanya Teman Ni-Ki yang mengantarkannya tadi.

"Iya, gue harus buat surat ijin bentar ke ruang guru terus nganterin dia ke rumah sakit. Sementara gue perban ya biar darahnya gak keluar terus."

Ni-Ki meringis mendengar pernyataan kakak kelasnya itu, demi apa? dia bahkan gak sadar buat ngelukain dirinya sendiri.

"Kok bisa sih?" Gumam Ni-Ki.



"Hahaha, korban selanjutnya."

Tahun baruan kemana nii?ᕙ(͡°‿ ͡°)ᕗ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahun baruan kemana nii?ᕙ(͡°‿ ͡°)ᕗ

(2) Death Bed || Enhypen [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang