xvii. mansion

2.2K 529 161
                                    

"Gimana bisa ilang?!" Pekik Jungwon kepada Jay, hal pertama yang masuk ke telinga Jake ketika masuk ke ruang inap Sunghoon adalah kalimat itu.

"S-Sunghoon hilang?" Dengan nafas yang terengah-engah ia menghampiri Jay untuk mencari jawaban.

"Kata suster mereka gak lihat Sunghoon keluar sama sekali, bahkan dia belum sadar." Jelas Jay.

Heeseung yang sama baru datang menggeledah beberapa tempat, tapi kegiatannya terhenti tepat di depan Sunoo.

"Sun, lo gak tau apa-apa tentang kutukan ini?" Pertanyaan si paling tua mengundang perhatian ketiga orang lainnya.

Sunoo seperti kaget, tubuhnya tiba-tiba tegak dan nafasnya seakan tercekat. Heeseung mendekat, mengikikis jarak diantara keduanya.

"Oh, lo tau sesuatu ya? Makanya kaget gitu?" Sunoo memundurkan langkahnya perlahan-lahan sampai betisnya terantuk sofa.

"Kak Hee." Panggil Jay, ia berusaha menenangkan Heeseung yang memojokkan Sunoo. Jay pun ikut mendekat dan mengambil posisi ditengah-tengah keduanya.

"Sunoo, jujur, lo gak ngelakuin ini ke kita kan?" Nada bicara Heeseung yang mengintimidasi sukses membuat semua orang di ruangan itu merinding.

"Ngelakuin apa kak? Ga ada." Jawab Sunoo yang semakin gugup.

"Stop kak, dia juga kena kutukan."

"Hah?" Heeseung bingung, sekarang pandangannya berubah kearah Jay. Begitu pula dengan Jungwon dan Jake.

"Ga usah bohong Jay, lo berdua mau bunuh kita, pasti kalian berdua sekongkol." Sangkal Heeseung, ia tidak percaya kalau Sunoo terkena kutukan.

"Beneran, Sunoo sering denger suara bisikan yang nyuruh dia buat ngelakuin hal berbahaya."

Jantung Jake seakan berhenti, ini sungguh tidak mungkin, ia berpikir yang terkena kutukan indra pendengar adalah Sunghoon, sesuai dengan kejadian di cafe kala itu.

"Sunoo, beneran?" Tanya Jake untuk memastikan, Sunoo hanya mengangguk pelan dengan wajah yang nampaknya ketakutan.

Jake memundurkan langkahnya seperti tak percaya, hingga akhirnya ia ambruk membuat Jungwon yang ada didekatnya panik.

"Eh kakak gapapa?" Tanya Jungwon sembari membantu Jake untuk kembali berdiri.

"Lo kenapa shock gitu?" Jay bertanya merasa bingung dengan tingkah Jake.

"Sunghoon bahaya." Jungwon memiringkan kepalanya kemudian melemparkan pertanyaan, " Maksudnya? Kak Sunghoon dalam bahaya gitu?"

"Bisa iya, bisa gak."

"Tunggu, ini ada kertas." Ucap Sunoo ketika menyadari ada sebuah sticky notes di bawah bangsal, ia pun mengambilnya lalu mengernyitkan dahi.

"Ada tulisan, 'Sampai jumpa di mansion kalau masih mau ketemu Sunghoon sama Ni-Ki, jangan panggil polisi atau siapapun kecuali kalian berlima.' Mansion mana kak?" Ujar Sunoo memandang Heeseung dan Jake bergantian.

Heeseung segera berbalik badan dan melihat Jake, ia menggeleng-geleng seperti takut akan kembali kesana. Si paling tua menghampiri nya dan memegang pundak Jake.

"Gapapa okay?" Tetap Jake menggelengkan kepalanya, "Gak mau, gue takut." Katanya.

"Gini, Sunoo sama Jay biar berangkat sendiri, kita bertiga bareng ya? Gue sama Jungwon bakal ngelindungi lo." Ujar Heeseung sembari memberikan senyuman manis agar Jake merasa tenang.

"Lo mau Sunghoon sama Ni-Ki selamat kan?" Lanjut Heeseung, "Iya..." Lirih Jake sembari menundukkan kepalanya tak berani menatap manik hazel yang lebih tua.

"Ambil mobil lo dulu Jay, perjalanannya jauh. Nanti gue shareloc ya. Gue, Jake sama Jungwon berangkat duluan." Jelas Heeseung kemudian dengan buru buru menarik Jake dan Jungwon pergi dari tempat itu menuju parkiran.

" Jelas Heeseung kemudian dengan buru buru menarik Jake dan Jungwon pergi dari tempat itu menuju parkiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue takut." Celetuk Sunoo ditengah keheningan mobil. Hanya lampu mobil yang menjadi sumber pencahayaan jalan gelap itu.

"Bukan lo yang ngebunuh mereka." Balas Jay tanpa menoleh kearah Sunoo, ia sedikit menyesal karena menceritakan segalanya. "Lo gak bermaksud bunuh mereka, gue juga engga, semua salah dia noo." Lanjut pemuda bersurai hitam tersebut.

"Tetep aja gue takut, mereka udah gak percaya sama lo apalagi gue." Katanya, Jay tak membalas lagi, ia takut memperkeruh suasana. Hening kembali menyelimuti mereka.

"Bentar lagi sampe, ga usah takut ada gue." Ucap Jay, kali ini ia menatap manik lawan bicara sembari tersenyum tipis.

Sunoo mengangguk-angguk walaupun sebenarnya dia tidak yakin, dan sangat takut.

Sampailah keduanya di mansion yang di maksud, Sunoo merasa familiar tapi ia sangat yakin tidak pernah kesini sama sekali, ini pertama kalinya.

Nampak mobil Heeseung yang terparkir diluar gerbang, tapi gerbang tersebut tak terbuka. Jay tebak tiga orang itu melompati pagar agar bisa masuk.

Tentu saja Jay dan Sunoo melakukan hal yang sama, karena gerbang di gembok.

"Siap noo?" Tanya Jay dengan nafas yang sedikit tidak beraturan, "Ayo, gue gak mau dituduh jadi pembunuh."

Detik berikutnya, mereka mencoba membuka pintu besar itu, untungnya bisa. Aneh bukan? Gerbang di gembok tapi pintu tidak dikunci.

Duar!

Confetti meledak, membuat kaget Jay dan Sunoo, bahkan Sunoo sempat berteriak.

"Selamat datang, Jay, Sunoo."

Jay dengan jantung yang masih berdegup kencang melihat 4 temannya diikat dan wajahnya ditutupi kain. Masing-masing ada bercak darah, ditempat yang berbeda.

Jay sudah menebak ini, mereka akan ditumbalkan.

"Kak Jay." Panggil Sunoo dengan tangan gemetar berusaha menggapai tangan Jay.

Jay mendongak melihat keatas dan disana ada sang pelaku yang menggunakan tuxedo.

"Pesta akan segera dimulai, mau berdiri disitu saja?" Ujar pria itu, dengan tangan yang memegang segelas anggur.

Jay tersenyum miring tak percaya kemudian berkata, "Bener bener lo ya Park Sunghoon."

"Saya bukan Park Sunghoon."

WOYYY MAKIN RIBET G SIE AKU PUSINGG😫😫 btw bentar lagi end😞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WOYYY MAKIN RIBET G SIE AKU PUSINGG😫😫 btw bentar lagi end😞

(2) Death Bed || Enhypen [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang